SUMENEP, MaduraPost – Penyebaran penyakit difteri di Jawa Timur semakin mengkhawatirkan dengan meningkatnya kasus dan angka kematian.
Kabupaten Sumenep, Madura, menjadi salah satu wilayah yang mengalami lonjakan signifikan.
Menyikapi hal ini, Tim Surveilans dan Promosi Kesehatan (Promkes) Puskesmas Kalianget mengambil langkah preventif dengan melakukan edukasi dan pembagian media informasi ke 26 sekolah dasar di Kecamatan Kalianget, Senin (10/3/2025).
Difteri merupakan infeksi akut yang sangat menular dan berpotensi mengancam nyawa jika tidak segera ditangani.
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyebar melalui droplet atau percikan cairan tubuh saat batuk, bersin, atau berbicara.
Gejala yang ditimbulkan antara lain demam, batuk, pilek, sakit kepala, sakit tenggorokan, kesulitan menelan, serta munculnya bercak putih di dinding belakang tenggorokan.
Kepala Puskesmas Kalianget, drg. Susantin mengatakan, bahwa peningkatan kewaspadaan terhadap difteri sangat penting, terutama di lingkungan sekolah.
“Kami terus mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap gejala difteri dan segera mencari pertolongan medis jika menemukan tanda-tandanya,” kata Susantin dalam keterangannya pada MaduraPost, Kamis (20/3).
“Salah satu upaya pencegahan utama adalah dengan melengkapi imunisasi DPT pada bayi dan balita, imunisasi DT pada anak usia sekolah, serta TD pada usia reproduktif,” jelas Susantin menambahkan.
Selain imunisasi, Susanti juga menekankan pentingnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) untuk mencegah penularan penyakit.
“Anak-anak harus diajarkan mencuci tangan dengan sabun, memakai masker saat sakit, dan menghindari kontak langsung dengan penderita difteri. Jika ada gejala mencurigakan, segera laporkan ke fasilitas kesehatan terdekat,” jelas dia.
Edukasi yang dilakukan oleh Tim Surveilans dan Promkes Puskesmas Kalianget ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa dan tenaga pendidik tentang bahaya difteri serta langkah-langkah pencegahannya.
Poster-poster yang dibagikan juga menjadi media visual yang membantu masyarakat mengenali gejala dan cara pencegahan penyakit ini.
Dengan adanya upaya preventif ini, diharapkan angka kasus difteri di Sumenep dapat ditekan dan masyarakat lebih sadar akan pentingnya imunisasi serta kebersihan dalam kehidupan sehari-hari.***