SUMENEP, MaduraPost – Beredar sebuah pamflet di media sosial utamanya di grup WhatsApp, Puskemas Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, akan didemo. Minggu, 26 November 2023.
Dalam pamflet ajakan aksi demontrasi itu tertulis kalimat ‘Dugaan Malpraktek Bidan, Nyawa Bayi Melayang,’.
Kemudian, ada logo bertuliskan ‘Garda Raya’. Dapat diartikan bahwa ajakan aksi demontrasi ke Puskesmas Batang-batang diprakasai oleh kelompok tersebut.
Hanya saja, belum diketahui secara pasti kapan aksi unjuk rasa ini akan berlangsung.
“Mengundang seluruh elemen pemuda dan masyarakat untuk turun ke jalan meminta keadilan dan penegakan hukum Kepala Puskesmas dan bidan senior Puskesmas Batang-batang,” berikut tulisan ajakan aksi demontrasi yang diterima media ini, Minggu (26/11).
“Mosi tidak percaya. Truth and justice for Adelia,” berikut tulisan lain di pamflet tersebut.
Jika di akurat-kan dalam kasus bayi baru lahir meninggal dunia belum lama ini, aksi demontrasi itu sebagai moralitas bahwa ada dugaan malpraktek di Puskesmas Batang-batang.
Diberitakan sebelumnya, Puskesmas Batang-batang, diduga telah melakukan malpraktek kepada salah seorang bayi baru lahir hingga meninggal dunia.
Kasus ini pun terus bergulir hingga keluarga korban mengungkap fakta baru berupa bukti foto dan video yang memotret kondisi bayi usai di skrining.
Di mana, bekas biru lebam di tumit si bayi dan kondisinya yang terus-terusan menangis usai di skrining itu menjadi alasan mengapa keluarga korban menduga kuat terjadi malpraktek di Puskesmas Batang-batang.
“Sepulang dari Puskesmas, pada malam harinya itu si bayi nangis terus, kakinya diangkat-angkat, sampai nggak tega saya,” kata paman korban, Anwar, menjelaskan dalam keterangannya pada media.
“Kita punya bukti, bekas suntikan atau pengambilan darah oleh pihak puskesmas di kaki si bayi ini berwarna hitam, dikelilingi warna biru lebam,” tambah Anwar lebih lanjut.
Paman korban curiga alat skrining yang digunakan pihak Puskesmas Batang-batang adalah alat bekas pakai yang tidak higienis.
“Kita curiga alat skrining-nya bisa jadi itu bekas, atau ada error di cara pengambilan darahnya,” tuding Anwar.***