PAMEKASAN, MaduraPost – PT. Pos Ranting Kadur, Kecamatan Kadur, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur salurkan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) periode bulan Mei tahun ini ke 572 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Kantornya, Sabtu (16/4/2022).
Berdasarkan pantauan Wartawan Media ini, penyaluran bantuan sembako berupa uang tunai Rp 200rb/KPM setiap bulan itu terkesan dipaksakan dan nampak jelas menimbulkan kerumunan massa.
Sehingga hal itu disinyalir telah kontradiktif dengan harapan besar Pemerintah dalam menuntaskan Pandemi Covid-19. Bahkan hal itu, kini menuai polemik dari berbagai elemen masyarakat.
Menurut Rifqan selaku Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Kadur mengatakan, penyaluran kali ini ada dua jenis penyaluran, pertama kata dia, Bantuan Langsung Tunai (BLT) Minyak Goreng Rp 300rb (100rb/bulan) periode bulan April, Mei serta Juni.
“Kemudian yang kedua adalah penyaluran BPNT periode bulan Mei dengan besaran dana Rp 200rb. Jadi, jumlah dana Bansos yang disalurkan oleh pihak PT. Pos Kadur ke para KPM saat ini sebesar Rp 500rb,” jelasnya.
Sebelumnya lanjut Rifqan, masyarakat tidak diperbolehkan sembarang belanja walaupun mereka menerima secara tunai. Artinya sebut dia, tidak boleh beli pulsa, baju dan lain-lain.
“Tapi harus membeli barang yang memenuhi gizi seimbang. Yakni yang berkarbohidrat, hewani, nabati dan atau vitamin mineral, yang hal itu telah diatur dalam Pedum penyaluran pada bab 2 huruf G,” lanjutnya.
Namun penyaluran yang direalisasikan saat ini, menurut Rifqan, sangat tidak efektif karena masyarakat dalam satu desa harus datang ke Kantor Pos. Apa lagi di bulan puasa seperti sekarang ujar Rifqan, masyarakat harus antri dan berkerumun di kantor tersebut.
“Apalagi dalam penyalurannya itu petugas posnya hanya 2 orang melayani 572 KPM sebanyak 572. Itu masih satu desa, belum desa-desa lain yang jumlahnya ada yang lebih dari seribu KPM,” tukasnya.
Ia menambahkan, seharusnya pihak Pos itu datang ke Desa-Desa supaya nantinya Perangkat Desa juga dapat mengakomodir masyarakat agar berkumpul sesuai dusun masing-masing.
“Artinya, dapat diberi jadwal antar dusun. Sehingga, kerumunan seperti di kantor pos sekarang ini bisa diantisipasi,” tambahnya.
Sementara menurut salah seorang Tokoh Pemuda setempat sebut saja Kadir mengatakan, penyaluran Bansos itu seharusnya tidak menjadikan penerimanya rugi, baik secara fisik maupun materi.
“Nah kalau disalurkan seperti itu, jelas secara tidak langsung telah merugikan masyarakat (KPM, red), apalagi masih Pandemi dan di bulan puasa seperti ini,” ujarnya.
“Iya kalau rumah KPM itu dekat Kantor Pos, kalau jauh jelas itu rugi secara materi maupun fisik, karena bisa-bisa kalau yang jauh dari Pos yang seharusnya uangnya itu diterima penuh, sampai rumahnya bisa tinggal separuh karena dibuat ngojek atau transportasi lainnya. Ini bagaimana pihak Pos,” kesalnya.
Sampai berita ini ditayangkan belum ada konfirmasi dan klarifikasi dari pihak Pos Ranting Kadur. Sebab meskipun dihubungi berkali-kali melalui via WhatsApp dan telpon selulernya, Kepala Kantor Pos Ranting Kadur (Ahmad) tidak meresponnya.