SUMENEP, MaduraPost – Sudah 21 hari sejak tenggelamnya kapal motor (KM) Brasil II yang mengakibatkan 3 Anak Buah Kapal (ABK) hilang, hingga saat ini belum juga ditemukan.
Pihak Pemerintah Desa (Pemdes) Lobuk, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menyayangkan sebab belum ada tindakan penyelaman untuk pecarian korban.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Komando Pasukan Katak (Kopaska) dari Surabaya. Kata mereka lautnya memilki kedalaman 40 meter. Harus ada orang yang profesional dan menggunakan alat khusus,” ungkap Kepala Desa (Kades) Lobuk, Moh. Saleh, kepada sejumlah media, Sabtu (6/3).
Insiden tenggelamnya KM Brasil II pada Senin, 15 Februari 2021 lalu itu terus menyisakan tangis keluarga. Tidak hanya 3 korban, bangkai kapal pencari ikan pun juga belum dievakuasi alias tidak ditemukan.
Saleh menjelaskan, kedalaman laut yang menjadi titik tenggelamnya KM Brasil II sekitar 40 meter. Untuk medan itu dibutuhkan penyelam profesional yakni dari Kopaska.
“Itupun menyelam tidak langsung turun ke kedalaman 40 meter. Di 10 meter harus menyesuaikan dulu dengan suhu laut. Karena semakin dalam, suhu semakin dingin. Intensitas suara juga semakin tidak ada. Kalau dengan cara manual, sebenarnya juga bisa. Namun resikonya kaki bisa kram hingga bisa jadi meregam nyawa,” tuturnya.
Berdasarkan keterangan para ABK yang selamat, lanjut Saleh bercerita, kemungkinan ketiga korban berada di badan kapal. Sebab, saat detik-detik kapal akan tenggelam 3 ABK melarikan diri ke badan kapal.
“Kemungkinan korban ini ada di dalam kapal,” ujar dia.
Menurut Saleh, hingga kini keluarga korban masih penasaran dan ingin memastikan kondisi keluarganya. Apakah benar-benar berada di badan kapal atau tidak. Sebab itu, pihaknya sudah berupaya maksimal untuk mengusahakan penyelaman agar kondisi dibawah laut diketahui.
Saleh berharap, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep bisa memfasilitasi permohonan penyelaman kepada Kopaska, agar segera bisa dipastikan. Apakah benar ketiga korban berada di badan kapal atau tidak.
“Ketika nanti menyelam ditemukan atau tidak, setidaknya keluarga puas. Setidaknya ada usaha. Jadi kami sangat berharap bapak Bupati yang baru dan Pemkab Sumenep bisa memfasilitasi ini. Bukan apa-apa, keluarga korban hanya ingin tahu kepastiannya. Jika memang ketiga korban tidak ada disana, ya sudah kami menerima,” jelas Saleh.
Disamping itu, Saleh juga mengaku belum ada bantuan dari Pemkab Sumenep kepada keluarga korban. Dia mengaku, jika bantuan lahir dari Pemdes setempat secara pribadi.
“Sampai saat ini belum ada bantuan. Itu saya tahunya dari berita koran. Tapi kenyataannya belum, makanya saya simpan korannya, sebagai bukti nanti. Kita sudah taruh KTP ke Tagana di Kecamatan Bluto, untuk di data mendapatkan bantuan,” papar Saleh.
Untuk diketahui, identitas tiga nelayan yang masih hilang yakni Juma’awam dan Harun, warga Desa Lobuk. Satu korban lainnya yakni Zainuddin, warga Desa Kapedi, Kecamatan Bluto. (Mp/al/rus)