PAMEKASAN, MaduraPost – Di balik gemerlap sejarah Madura terdapat dua tokoh legendaris yang memelihara warisan kebesaran dan kehormatan pulau tersebut: Pangeran Jimat.
Keduanya tidak hanya menggenggam kekuasaan, tetapi juga menjadi lambang perlawanan dan keberanian dalam menghadapi cobaan zaman.
Perang, Keberanian, dan Kehilangan
Pada abad ke-17, Madura menjadi saksi perang hebat antara Pamekasan dan invasi Kerajaan Mataram. Dalam pertempuran sengit ini, Pangeran Jimat, bersama ayahnya dan para sesepuh, berjuang hingga titik darah penghabisan.
Kehadiran mereka menjadi pilar perlawanan, namun tragisnya, banyak di antara mereka yang gugur, termasuk kedua Pangeran Jimat.
Warisan yang Abadi: Asta Kolpajung
Meskipun jasad mereka telah kembali ke tanah, warisan Pangeran Jimat tetap hidup dalam Asta Kolpajung.
Situs ini tidak hanya menjadi tempat peristirahatan terakhir, tetapi juga sebuah cagar budaya yang menyimpan jejak kaki masa lalu. Makam mereka, dengan ornamen khas Majapahit, menjadi saksi bisu dari masa kejayaan Madura.
Simbol Toleransi di Asta Kolpajung
Di tengah keagungan Majapahit, nuansa Islam juga hadir kuat di Asta Kolpajung. Tulisan Arab pada nisan-nisan menggambarkan perpaduan harmonis antara budaya dan agama pada masa itu.
Asta Kolpajung menjadi bukti nyata tentang toleransi dan pluralisme yang telah mengakar dalam masyarakat Madura sejak berabad-abad lalu.
Peninggalan Sejarah: Cerminan Keberanian dan Kekuatan Madura
Kisah tragis perang dan keberanian Pangeran Jimat menjadi cerminan dari perjalanan panjang Madura. Warisan mereka tidak hanya berupa fisik, tetapi juga semangat dan kekuatan yang melintasi zaman.
Asta Kolpajung bukan sekadar situs bersejarah, melainkan sebuah warisan berharga yang memelihara kehormatan dan kebesaran Madura.***






