SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Daerah

Pandangan Disparbudpora Sumenep soal Wisata Sumber Air Belerang

Avatar
×

Pandangan Disparbudpora Sumenep soal Wisata Sumber Air Belerang

Sebarkan artikel ini

SUMENEP, MaduraPost – Adanya potensi destinasi baru di Desa Kaduara Timur, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menjadi salah satu bentuk keseriusan Pemerintah Desa (Pemdes) setempat untuk menggali sektor perekonomian kemajuan desa.

Ikhtiar tersebut tentu mendapat respon positif dan dukungan langsung dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, dalam hal ini Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora).

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Kepala Disparbudpora Sumenep, Bambang Irianto, melalui Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata, Imam Buchari mengatakan, jika ingin mengembangkan destinasi baru harus memiliki daya tarik.

Jika benar nanti akan menjadi salah satu wisata baru, dia menilai, sumber air banger (Sombher Aeng Banger, istilah bahasa Madura) akan menjadi ikon pintu masuk Kota Sumekar.

Baca Juga :  Pelatihan Perhotelan Digelar Pemkab Sumenep, Plt Disparbudpora : Ini Pertama Kali

“Sumber air banger ini bagus, karena melihat potensi airnya yang tidak umum. Apalagi disitu juga ada narasi-narasi dan kepercayaan secara turun-temurun, konon, dapat menyembuhkan penyakit gatal-gatal. Nah, ini dalam prespektif pariwisata bagus,” kata Imam, saat diwawancara media ini, Jumat (12/2).

Imam mengulas, apabila ada daya tarik di tempat wisata, ditambah dengan narasi alur cerita sejarah akan terlihat bagus.

“Lebih menguatkan daya tarik alam itu sendiri. Ini kan unik, kalau air banger kan tidak umum,” tutur dia.

Imam juga mencontohkan, adanya cerita tentang baju yang dibuang kebelakang hingga menyangkut di pohon di sumber air banger, hal itu merupakan cerita yang menguatkan potensi wisata tersebut semakin berkembang.

Baca Juga :  STPI Bersama PT. Garam (Persero) dan Baznas Serahkan Bantuan APD TBC ke Dinkes Sumenep

“Hanya saja, tumpukan baju-baju itu jangan sampai mengganggu keindahan dan kerapian. Jadi perlu ada pengindahan tempat tersebut, walaupun itu sebagai salah satu bukti untuk pengunjung yang datang harus membuang baju,” ulasnya.

Kendati begitu, menurut Imam, kearifan lokal di kawasan tersebut lantas tidak sepenuhnya harus dihilangkan. Sebab, daya tarik pengunjung juga dapat dilihat dari sejarah yang berkembang.

“Tidak harus dibersihkan total, tetapi juga jangan dibiarkan menumpuk hingga tidak karuan. Sarana dasar (Hamenitas) harus segera dibuatkan. Seperti tempat ibadah, tempat makan, yang memberikan keleluasaan bagi pengunjung untuk lebih lama,” jelas Imam.

Pihaknya juga berharap, agar jalur menuju wisata untuk diperbaiki. Dia mengungkapkan, hal utama adalah tingkat keamanan yang harus tetap dijaga.

Baca Juga :  Kepala DPMD Sumenep Minta Masyarakat Ikut Memantau Program BLT Dana Desa

Selain itu, jika antraksi, daya tarik, dan hamenitas sudah terpenuhi, Imam menganjurkan untuk legalitas formal harus dilakukan.

“Tentu izin operasional usaha destinasi kepada DPM-PTSP Sumenep. Jika aset tanahnya milik desa, tinggal pengelolaannya yang diurus. Nanti Disparbudpora akan dilibatkan pada setiap prosesnya, sekaligus dimintai rekomendasi teknisnya,” tukasnya.

Perlu diketahui, sumber air banger yang saat ini diberi nama “Pemandian Sumber Belerang” sejak dulu memang selalu ramai pengunjung.

Mereka datang ke pemandian tersebut untuk mandi dan menikmati pemandangan yang masih asri, karena konon air belerang yang keluar secara alamiah sejak tanggal 3 Mei 1962 itu, dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit kulit.

(Mp/al/rus) 

>> Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita madurapost.net Goggle News : Klik Disini . Pastikan kamu sudah install aplikasi Google News ya.