PAD Sumenep Tembus 55 Persen, Bapenda Sumenep Klaim Kepercayaan Publik Jadi Kunci

Avatar

- Jurnalis

Jumat, 4 Juli 2025 - 13:19 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BANGUNAN. Gerbang utama Kantor Pemerintah Kabupaten Sumenep, simbol pelayanan publik dan pusat administrasi daerah. (Istimewa for MaduraPost)

BANGUNAN. Gerbang utama Kantor Pemerintah Kabupaten Sumenep, simbol pelayanan publik dan pusat administrasi daerah. (Istimewa for MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Hingga akhir Juni 2025, realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mencapai 55,62 persen.

Capaian ini dinilai sebagai buah dari strategi kebijakan fiskal yang cermat, didukung oleh reformasi birokrasi internal, pendekatan teknokratis, serta sistem manajemen yang berbasis data.

Tahun 2025 merupakan tahun ketiga dalam periode pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021–2026.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pada fase ini, tantangan untuk memperkuat kemandirian fiskal daerah semakin menguat, menyusul berkurangnya ketergantungan terhadap Dana Transfer Umum (DTU) maupun Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat.

“Kalau kita bicara secara makro, maka kita harus mampu menunjukkan bahwa pembangunan di Sumenep tidak bisa terus-menerus bergantung pada dana dari pusat. PAD itu adalah simbol kedaulatan fiskal kita sendiri,” ujar Akh. Sugiharto, Kepala Bidang Pengelolaan Pendapatan Bapenda Sumenep, Jumat (4/7).

Baca Juga :  Minta Terbitkan Perda Disabilitas, PPDI Sampang Layangkan Surat ke DPRD

Meskipun torehan angka tersebut menunjukkan progres yang menggembirakan, Sugiharto menilai masih ada tantangan struktural yang harus diatasi.

Ia mengungkapkan, bahwa kontribusi PAD saat ini masih terkonsentrasi di wilayah kota dan berasal dari sektor-sektor formal seperti perhotelan, rumah makan, pajak reklame, serta PBB-P2 yang dominan di daerah padat penduduk.

Menurutnya, keberhasilan ini bukan hanya soal angka, melainkan cerminan kinerja birokrasi yang mulai menunjukkan efektivitas.

Baca Juga :  Bikin Heboh Warga Bira Timur Sebagai Pendatang Diisukan Covid-19, Ini Faktanya

Namun, ia menekankan bahwa tantangan sesungguhnya terletak pada bagaimana keberhasilan ini dapat dijaga dan dikembangkan secara berkelanjutan.

“Angka PAD bukan semata statistik keberhasilan. Di balik itu, ada indikator penting yang menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat. Ketika para pelaku UMKM, pemilik warung, hingga restoran secara konsisten membayar pajak, itu karena mereka yakin bahwa dana yang mereka setorkan dikelola dengan transparan dan bertanggung jawab,” tegasnya memaparkan.

Sugiharto menambahkan, bahwa pencapaian PAD di semester pertama bukanlah tujuan akhir, melainkan awal dari transformasi.

Ia percaya bahwa perubahan fiskal di daerah bisa terjadi, asalkan dibangun dari akar rumput, berbasis data, dan diperkuat oleh kepercayaan publik.

Baca Juga :  Petani Bawang Asal Desa Ponjanan Barat, Tewas Ditangan Keponakannya Sendiri

“Angka 55,62 persen itu bukan garis finis. Itu tanda bahwa perubahan bisa dimulai dari bawah, dengan panduan data dan keyakinan masyarakat sebagai landasan,” jelasnya lebih lanjut.

Bapenda Sumenep, katanya, tak ingin terlena dengan capaian sementara ini. Ia menyadari bahwa memasuki paruh kedua tahun fiskal, tantangannya akan lebih berat, sebab beberapa sektor cenderung stagnan menjelang tutup tahun.

Kendati demikian, pihaknya telah menyiapkan peta jalan yang diyakini mampu menjaga momentum hingga target PAD tahun ini bisa terlampaui.

“Pajak bukan semata kewajiban administratif. Ia mencerminkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahnya,” pungkasnya.***

Penulis : Miftahol Hendra Efendi

Editor : Nurus Solehen

Sumber Berita : Redaksi MaduraPost

Follow WhatsApp Channel madurapost.net untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Puskesmas Dungkek Gencarkan Sosialisasi Campak di Posyandu, Edukasi dan Leaflet Dibagikan
Pemdes Rekkerrek Pamekasan Geram, Lokasi Dapur MBG Diklaim Sepihak oleh Pihak Luar
Pelayanan Nikah Disoal, KUA Karang Penang Sampang Klarifikasi Soal Koordinasi dengan Desa
Sulit Urus Pernikahan, Warga Keluhkan Pelayanan Pj Kades Karang Penang Onjur Sampang
Makayasa Dapat Dukungan Bupati Sumenep, Target Serap 500 Tenaga Kerja dan Dorong IPM Lewat Industri Kretek
Dari Konter ke Agen BRIlink, Samhaji Hadirkan Layanan Perbankan di Pelosok Sentol Laok Sumenep
Pendapatan Transfer Menyusut, Fakta Foundation Desak Pemda Optimalisasi PAD Sumenep
Ini Makna Logo ‘Songennep Jaja Rajja’, Simbol 757 Tahun Kejayaan dan Kemandirian Sumenep

Berita Terkait

Rabu, 16 Juli 2025 - 11:29 WIB

Puskesmas Dungkek Gencarkan Sosialisasi Campak di Posyandu, Edukasi dan Leaflet Dibagikan

Rabu, 16 Juli 2025 - 09:36 WIB

Pemdes Rekkerrek Pamekasan Geram, Lokasi Dapur MBG Diklaim Sepihak oleh Pihak Luar

Rabu, 16 Juli 2025 - 06:21 WIB

Pelayanan Nikah Disoal, KUA Karang Penang Sampang Klarifikasi Soal Koordinasi dengan Desa

Sabtu, 12 Juli 2025 - 19:10 WIB

Makayasa Dapat Dukungan Bupati Sumenep, Target Serap 500 Tenaga Kerja dan Dorong IPM Lewat Industri Kretek

Sabtu, 12 Juli 2025 - 18:33 WIB

Dari Konter ke Agen BRIlink, Samhaji Hadirkan Layanan Perbankan di Pelosok Sentol Laok Sumenep

Berita Terbaru

Puluhan nelayan pesisir madura didampingi aktivis menggelar audiensi dengan pihak petronas dan skk migas guna menuntut ganti rugi rugi rumpon mereka yang rusak akibat aktivitas dari seismik petronas (foto: dokumentas madurapost).

Ekonomi & Bisnis

Nelayan Pantura Madura Melawan, Petronas Terjepit Isu Rumpon

Senin, 14 Jul 2025 - 20:31 WIB