SUMENEP, MaduraPost – Seorang remaja umur 14 tahun di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, tewas saat hendak memancing ikan ke laut. Remaja ini bernama Zakikurrahman, warga Dusun Tarebung, Desa Tarebung, Kecamatan Gayam.
Kejadian nahas yang menimpa pelajar kelas III SMP ini membuat orang tua korban histeris tanpa kepalang. Pelajar tersebut awal mula berpamitan pada orang tuanya bahwa akan memancing ikan disebuah pinggir dermaga kapal.
Takdir berkata lain, Zakikurrahman malah diduga terpeleset dan jatuh ke laut. Kebenaran jatuhnya Zakikurrahman ke laut atas olah TKP polisi usai insiden itu terjadi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Korban ditemukan tenggelam saat dilakukan pencarian oleh pihak kepolisian setempat di bantu warga.
Kasubbag Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti menerangkan dalam rilisnya, jika asal muasal remaja tersebut tenggelam terjadi pada hari Senin, 14 Desember 2020 kemarin sekitar pukul 05.00 WIB.
Zakikurrahman terjatuh ke laut di dermaga pelabuhan Tarebung Sapudi, Desa Tarebung, Kecamatan setempat.
“Awalnya sekitar pukul 05.00 WIB, korban berangkat ke pelabuhan Tarebung untuk mancing di pinggir dermaga kapal, setelah sampai di dermaga Tarebung, korban diduga terpeleset dan jatuh ke laut,” ujar Widiarti, Selasa (15/12).
Bahkan, pihak keluarga berusaha melakukan pencairan korban dengan mengunakan 2 perahu milik warga, yakni Armawi dan Suhawi. Saat melakukan pencarian, sekitar pukul 05.30 WIB, korban tak kunjung di temukan.
“Selama 4 jam lamanya, sekitar pukul 09.00 WIB, selanjutnya pihak keluarga melanjutkan pencarian meminta bantuan kepada penyelam, yakni Lutvi dan berhasil menemukan korban,” jelas Widiarti.
Alhasil, mayat Zakikurrahman berhasil ditemukan di kedalaman 7 meter dalam laut dan langsung dievakuasi.
“Polsek Sapudi bersama anggota Koramil Sapudi lalu mendatangi pelabuhan untuk menidaklanjuti kejadian tersebut,” ucapnya.
Dugaan polisi, korban tenggelam karena terpelset ke laut di dermaga pelabuhan Tarebung Sapudi diperkuat usai dilakukan pemeriksaan oleh tim medis dari UPT Gayam.
“Tidak ditemukan tanda-tanda luka atau bekas penganiayaan. Pihak keluarga tidak berkenan untuk dilakukan autopsi, mengingat kejadian ini sudah menjadi takdir Tuhan,” pungkasnya. (Mp/al/rus)