SUMENEP, MaduraPost – Hingga saat ini penerbangan komersial dan perintis di Bandara Kelas III Trunojoyo Sumenep, Madura, Jawa Timur, belum juga beroperasi. Sejak pandemi Covid-19 masuk ke Kota Keris satu tahun lalu, pada tanggal 20 April 2020 penerbangan regular belum berlaku.
Pasalnya, selain sedikitnya minat masyarakat Bumi Sumekar, para pengelola maskapai menolak tegas jika sedikitnya penumpang yang menggunakan jasa angkutan transportasi udara itu.
“Kalau maskapai itu kan maunya yang Profit oriented (Tujuan perusahaan untuk mencetak laba yang sebesar-besarnya),” kata M. Aqodri Arman, Kepala Kantor Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Kelas III Trunojoyo Sumenep, saat dikonfirmasi MaduraPost di kantornya, Senin (29/3).
Disamping itu, pihaknya menerangkan, saat ini Bandara Kelas III Trunojoyo Sumenep hanya melayani penerbangan perintis dan komersial khusus Kepulauan. Diantaranya Pulau Bawean dan Pagerungan.
“Itupun hanya 1 Minggu 1 kali,” ujarnya.
Apalagi satu tahun masa pandemi Covid-19 melanda Indonesia, Bandara Kelas III Trunojoyo Sumenep nampak terlihat vakum, seolah nampak tidak ada penumpang.
Sebab itu, di masa pandemi ini, pihaknya mencoba bekerjasama dengan salah satu perusahaan penyedia alat pendeteksi virus Corona. Hal itu dilakukan, mengingat syarat menggunakan jasa transportasi udara harus negatif Covid-19.
Disamping itu, kata Qodri, biaya Rapid Antigen dan Swab PCR yang cukup mahal berkisar di angka Rp 250 ribu, menjadi faktor penumpang enggan menggunakan jasa transportasi udara.
Qodri mengatakan, saat ini Bandara Kelas III Trunojoyo Sumenep akan menggunakan GeNose. Diketahui, alat pendeteksi virus Corona bernama GeNose, yang dibuat oleh para ahli dari Universitas Gadjah Mada (UGM), resmi mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan.
Alat tersebut berfungsi untuk mengidentifikasi virus Corona dengan cara mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC).
“GeNose ini lebih murah, budged-nya (Biaya) kisaran Rp 30 ribu. Jadi ini salah satu cara agar masyarakat mau naik pesawat,” terangnya.
Saat ini, Bandara Kelas III Trunojoyo Sumenep memiliki pesawat jenis Wings Air ATR-72 untuk penerbangan perintis dan komersial. Sementara penerbangan regular menggunakan pesawat jenis Grand Caravan 212.
Sekedar Informasi, angkutan udara perintis adalah kegiatan angkutan udara niaga dalam negeri yang melayani jaringan dan rute penerbangan untuk menghubungkan daerah terpencil dan tertinggal, atau daerah yang belum terlayani oleh moda transportasi lain dan secara komersial belum menguntungkan.