PAMEKASAN, MaduraPost – Musim hujan di Pulau Madura telah mulai terasa, dengan hujan yang sudah beberapa kali turun, mendorong para petani untuk mulai menggarap lahan mereka untuk pembibitan dan penanaman padi pada Selasa (29/10/2024).
Namun, di balik semangat para petani, muncul kekhawatiran mengenai kelangkaan bibit yang kerap terjadi saat masa tanam. Hal ini sering menyebabkan lonjakan harga bibit secara drastis.
Selain itu, kelangkaan pupuk juga menjadi masalah utama yang dihadapi petani saat memasuki musim padi, yang dapat mengakibatkan gagal panen.
Masyarakat Madura meminta pemerintah untuk segera mengambil langkah antisipatif agar hasil panen tahun 2024 dapat maksimal. Seperti yang disampaikan Ahmad, seorang petani asal Kecamatan Pakong, Pamekasan.
“Kami berharap pemerintah dapat mengantisipasi kelangkaan pupuk yang terjadi setiap memasuki musim kemarau atau tanam padi, serta menangkap oknum-oknum yang sengaja membuat pupuk langka demi mendapatkan keuntungan pribadi,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa kelangkaan pupuk berdampak tidak hanya pada hasil panen yang menurun tetapi juga menyebabkan harga pupuk subsidi melonjak hingga dua kali lipat.
“Jika sudah waktunya pemberian pupuk, petani terpaksa harus membeli pupuk subsidi dengan harga 300 ribu, seperti yang terjadi pada musim padi tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu, kami berharap tahun ini pupuk tidak langka,” tuturnya.
Dengan harapan akan dukungan dari pemerintah, para petani Madura berharap agar musim tanam kali ini dapat berjalan lancar tanpa adanya kendala yang merugikan.***