SURABAYA, MaduraPost – Rombongan jurnalis dari berbagai media di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mendapat kesempatan langka menelusuri Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Senin (3/11/2025).
Kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian agenda media visit ke Migas Corner, namun momentum di perpustakaan kampus tersebut justru menghadirkan pengalaman berbeda, menyelami bagaimana pengetahuan dan riset energi tersimpan dan diolah menjadi inovasi.
Perpustakaan ITS kini tidak sekadar menjadi tempat membaca, melainkan ruang interaktif yang menghubungkan mahasiswa, peneliti, dan industri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Koleksi literatur migas, energi terbarukan, hingga rekayasa lingkungan disusun secara tematik untuk mendorong riset lintas disiplin.
“Perpustakaan adalah jantung universitas. Di sini bukan hanya buku yang bicara, tapi gagasan yang tumbuh dan berjejaring,” ujar Machsus, perwakilan Rektor ITS, saat mendampingi rombongan media, Senin (3/11) siang.
Menurutnya, perpustakaan menjadi fondasi penting bagi ITS untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) unggul yang paham teknologi dan sadar energi.
Ia menilai, tanpa penguasaan literasi yang kuat, pengembangan sektor migas dan energi di Indonesia akan sulit berkelanjutan.
“Semua inovasi di bidang energi berawal dari pengetahuan. Maka dari itu, literasi harus diperkuat agar mahasiswa dan masyarakat memahami arah riset energi nasional,” tambahnya.
Selain koleksi literatur migas, perpustakaan ITS juga menyediakan ruang digital interaktif.
Di dalamnya terdapat database penelitian migas nasional dan global, video pembelajaran, serta sistem katalog terbuka yang dapat diakses oleh mahasiswa dari berbagai jurusan.
Perpustakaan ini bahkan menjadi lokasi awal lahirnya konsep Migas Corner, sebelum akhirnya dikembangkan menjadi pusat edukasi energi terintegrasi bersama SKK Migas.
Kepala Perwakilan SKK Migas Jabanusa, Anggono Mahendrawan, yang turut hadir dalam kunjungan itu, menilai perpustakaan ITS memiliki peran penting dalam membangun literasi energi di kalangan akademisi dan masyarakat.
“Perpustakaan seperti ini menjadi ruang pertemuan antara ilmu dan praktik. Kami ingin mahasiswa dan jurnalis memahami proses hulu migas bukan hanya di lapangan, tapi juga melalui basis pengetahuan yang kuat,” ujarnya.
Menurut Anggono, kolaborasi ITS dan SKK Migas melalui Migas Corner akan semakin optimal bila didukung dengan fasilitas literasi energi seperti yang ada di perpustakaan kampus tersebut.
“Literasi adalah pintu pertama menuju kemandirian energi. Dari perpustakaan inilah kesadaran itu bisa ditanamkan,” katanya menegaskan.
Kunjungan jurnalis Sumenep diakhiri dengan sesi dialog santai di ruang baca utama. Beberapa peserta menyampaikan apresiasi atas atmosfer akademik ITS yang terbuka dan kolaboratif.
“Kami melihat bahwa ITS bukan hanya kampus teknologi, tapi juga pusat pembelajaran publik yang hidup. Banyak hal yang bisa kami bawa pulang untuk menginspirasi masyarakat Madura,” ujar salah satu perwakilan media, Rifan, wartawan media online kabarbaru.
Dari kunjungan tersebut, para jurnalis sepakat bahwa literasi energi bukan hanya urusan akademisi atau industri, melainkan tanggung jawab bersama.
ITS, melalui perpustakaannya, berhasil menunjukkan bahwa pengetahuan bisa menjadi jembatan menuju kemandirian energi bangsa.***
Penulis : Miftahol Hendra Efendi
Editor : Nurus Solehen
Sumber Berita : Redaksi MaduraPost







