PAMEKASAN, MaduraPost – Masyarakat Desa Banyupelle, Kecamatan Palengaan, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur geram dan kecewa terhadap beberapa realisasi proyek yang realisasinya rata-rata sangat jelek dan dan amburadul serta tidak sesuai dengan harapan.
Salah satunya pada realisasi proyek pengaspalan di Dusun Pangongangan, Desa Banyupelle Palengaan Pamekasan, yang pengerjaannya baru selesai pada sekitar tiga hari yang lalu.
Yang mana pada realisasinya, proyek yang sepertinya hanya dikerjakan asal jadi saja tersebut diduga dikerjakan tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Belanja (RAB) dan spesifikasi teknis yang ada.
Sebab, nampak jelas pada bagian dasar dari pengaspalan tersebut tidak diberikan aspal, sebagian material batu yang digunakan adalah batu apung, tataan batunya tidak merata. Parahnya, dari pengaspalan tersebut hanya pada bagian finishing saja yang diberikan aspal, sehingga berpotensi akan cepat rusak.
Selain itu, realisasi proyek tersebut telah melanggar Undang-undang Nomor 14 tahun 2008, sebab dilokasi proyek tersebut tidak ada papan informasi sebagai transparansi publik, sehingga tidak jelas dari mana sumber dananya, berapa jumlah anggaran dan volumenya.
Ditemui di lokasi proyek, salah seorang tokoh pemuda setempat mengatakan, kalau sebenarnya dirinya dan warga yang lain tidak terima dan menolak adanya realisasi pengaspalan tersebut.
“Karena saya dan semua warga disini tahu, kalau semua realisasi proyek yang dilaksanakan oleh pelaksana yang bernama Khalla itu semuanya jelek dan tidak sesuai dengan harapan kami, termasuk pada realisasi proyek pengaspalan ini,” kesal salah seorang pemuda yang namanya tidak mau dipublikasikan, Kamis (21/01/2021).
Ia memaparkannya lebih lanjut, kalau sebetulnya dirinya dan beberapa warga setempat bukan orang yang bodoh-bodoh amat tentang realisasi proyek yang mana yang bagus dan jelek.
“Saya sangat tahu seperti apa realisasi proyek yang bagus. Akan tapi kalau melihat beberapa realisasi proyek yang dilaksanakan Khalla itu semuanya tidak ada yang becus, sehingga saya dan semua warga disini menduga, kalau realisasi proyek ini juga hanya dijadikan lahan korupsi saja olehnya,” paparnya.
Sementara itu, melalui hubungan telepon selulernya, salah seorang Perangkat Desa setempat mengatakan, proyek tersebut milik warga desa setempat.
“Kalau tidak salah menurut informasi dari beberapa warga sekitar, proyek tersebut milik warga yang bernama Khalla,” kata salah seorang Perangkat Desa setempat yang minta namanya dirahasiakan.
Sampai berita ini ditayangkan, belum ada konfirmasi dari Kepala Desa Banyupelle Syamsul, karena berulang kali dihubungi melalui telepon seluler dan via WhatsApp-nya belum diresponnya.
(Mp/nir/uki/rus)