PAMEKASAN, MaduraPost – Bersama Bupati Kabupaten Pamekasan, puluhan Wartawan dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) setempat melakukan beberapa kegiatan di Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Ada dua kegiatan yang dilakukannya. Yang pertama adalah Wartawan bersama Diskominfo Pamekasan dan Bea Cukai melakukan kegiatan atau rapat monitoring, evaluasi dan sosialisasi perihal Dana Bagi Hasil Cukai dan Hasil Tembakau (DBHCHT) T.a 2021.
Kedua, bersama Satuan Kerja (Satker) dan OPD-OPD-nya, Bupati Pamekasan Baddrut Tamam melaksanakan kegiatan Workshop dalam rangka hari Anti Korupsi se-dunia yang bertempat disalah satu Hotel di Kota Batu Malang.
Namun nahas, bersamaan dengan kegiatan yang dapat dikatakan hanya kegiatan jalan-jalan dan buang-buang anggaran tersebut, tadi pagi sekira pukul 11.00 WIB, pada (20/11) terjadi longsor tebing di Daerah Klerker, tepatnya di samping Jl. Raya Pakong – Waru.
Akibatnya (Longsor, red) akses jalan ditempat tersebut hampir tidak dapat dilewati dan sepi dari pemberitaan, karena banyak para Pewarta di Kabupaten Pamekasan sedang terbuai dengan dingin dan indahnya kota Malang tersebut.
“Dapat dipastikan, masalah longsor itu tidak akan banyak Media yang akan menayangkan pemberitaan, karena saat ini banyak Wartawan dari sejumlah media di Kabupaten Pamekasan sedang senang-senang di Kota Malang,” kata Joni Iskandar yang merupakan Aktivis Pemerhati Kebijakan di Pamekasan, Sabtu, (20/11/2021).
Sebetulnya kata Joni, kegiatan-kegiatan itu bisa dilaksanakan di Daerah Pamekasan. Kegiatan yang dilakukan Pemkab dan Wartawan itu, kesal Joni, berbanding terbalik dengan keadaan atau kondisi di Pamekasan yang begitu banyak persoalan, utamanya masalah dana.
“Ini sangat miris sekali, karena kita perlu ingat, demi menutupi atau mensiasati terpuruknya keuangan di Pamekasan, Bupati itu memangkas banyak anggaran, termasuk dengan teganya mengambil hak ASN, yakni TPP ASN. Ini kok malah poya-poya ke Malang menghabiskan anggaran,” kesalnya.
Hal yang sangat miris dan disayangkannya, Pemkab ke Malang itu ditengah Masyarakatnya atau para petani sedang sekarat dan menangis akibat pupuk bersubsidi di beberapa daerah di Pamekasan begitu langka.
“Itu kan namanya, Pemerintah Kabupaten Pamekasan bersenang-senang di atas penderitaan rakyatnya. Sekali lagi saya akan katakan, kalau kegiatan yang dilakukan oleh Pemkab ke Malang itu buang-buang anggaran saja. Sebab, asas manfaatnya tidak akuntabilitas ke masyarakat,” pungkasnya.
Diinformasikan bahwa, ada sekitar 41 Wartawan dari berbagai Forum Wartawan di Pamekasan yang berangkat bersama Pemkab Pamekasan ke Malang, pada hari Jumat (19/11) kemaren.
9 Wartawan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), 14 dari Aliansi Jurnalis Pamekasan (AJP), 2 dari Komunitas Jurnalis Pamekasan (KJP), 11 dari Jurnalis Center Pamekasan (JCP), 12 dari Forum Wartawan Pamekasan (FWP), 9 dari Ikatan Wartawan Online (IWO), 14 dari Paguyuban Insan Jurnalis Pamekasan (PIJP) dan 11 dari Kelompok Informasi Masyarakat (Kim).