SAMPANG, MaduraPost – Salah seorang jurnalis di Kabupaten Sampang, Jawa Timur, diperlakukan kasar saat meliput proyek sekolah. Saat ini pelaksana dan para pekerja proyek dilaporkan ke aparat kepolisian.
Informasi yang dihimpun MaduraPost proyek sekolah tersebut berada SMPN 7 Sampang senilai Rp777 juta. Sementara jurnalis yang diperlukan kasar adalah Mohammad Yasin jurnalis lacakpos.com.
Kronologis setelah Yasin meminta Izin dari salah satu tukang, namun kemudian dialihkan kepada salah seorang yang diduga oknum kepala desa Pakalongan. Dengan nada lantang dan mengancam.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ngecek apa bos, jika ada yang kurang dari pekerjaan ini silahkan di tambahi.” ungkap suara dalam video call WA.
Tindakan kasar itu kemudian dilanjut oleh pelaksana lapangan. “Keng mon acem macem, engkok benni skalian du kale alako riya pas bedhe reng acemmacem, benni keng angok ngoca’a madhure’en bei, wek dhuwe’en ngngguy arek apa ngangguy apa dhe’iye, mon keng ecem macemma, ngak kakeh gik bhuru tak kala ka reng asakola tanya jawab.(jika macem-macem, saya bukan sekali du kali bekerja seperti ini, pas ada orang macam-macam, sebaiknya cara madura saja, berdua sama saya pakai clurit atau pakai apa begitu),” ungkapnya.
Bahkan Yasin dengan temannya itu diminta menunjukkan KTP, meski sudah di tunjukkan ID Pers, tetap meminta menunjukkan KTP sambil bernada ancaman.
“Kakeh dhe’remma mas, engkok minta KTP na, dul anom, eh mon tak magi KTP na maren la anu.(kamu bagaimana mas, saya minta KTPmu, ya kalau tidak dikasih KTPnya, ntar lagi….ambil tindakan maksudnya)” diduga kata pelaksana lapangan.