Scroll untuk baca artikel
Sorotan

Kisah Politikus Demokrat: Penyelamat Rombongan Haji Idi Dari Massa Konflik Pilkada Sampang

Avatar
31
×

Kisah Politikus Demokrat: Penyelamat Rombongan Haji Idi Dari Massa Konflik Pilkada Sampang

Sebarkan artikel ini
Politikus Partai Demokrat Abdus Salam menjadi saksi sekaligus penengah dalam insiden pengadangan rombongan calon bupati nomor urut 02, Slamet Junaidi, di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang. (MaduraPost/LJ)

PAMEKASAN, MaduraPost – Di tengah eskalasi politik Pilkada Sampang 2024, sebuah kisah keberanian muncul dari seorang anggota DPRD Kabupaten Sampang, Abdus Salam atau Aba Dus.

Politikus Fraksi Partai Demokrat ini menjadi saksi sekaligus penengah dalam insiden pengadangan rombongan calon bupati nomor urut 02, Slamet Junaidi, di Desa Ketapang Laok, Kecamatan Ketapang.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Semula Aba Dus yang sedang berada di kediamannya, menerima telepon mendadak dari seorang warga setempat.

“Awalnya saya tidak tahu jika ada aksi pengadangan terhadap rombongan Haji Idi (Slamet Junaidi). Tiba-tiba saya diberitahu warga bahwa situasinya darurat, dan saya diminta segera turun ke lokasi,” kata Abdus, Rabu (20/11).

Dengan mobil pribadinya, Abdus bergegas menuju lokasi. Namun akses menuju rumah tokoh yang dikunjungi Haji Idi dipenuhi kompleks perumahan warga, memaksa Abdus berjalan kaki.

Baca Juga :  Perempuan Alumnus UIN Maliki Malang Terpilih Jadi Putri Muslimah Jawa Timur 2023

Saat tiba, suasana sudah memanas. Kerumunan massa tampak bersiap menghalangi rombongan Haji Idi. Melihat situasi genting, Abdus segera memerintahkan rombongan Haji Idi untuk mencari jalur alternatif.

“Saya ikut dalam rombongan, tidak hanya karena mobil saya terparkir di luar, tetapi untuk memastikan semua keluar dengan selamat,” ujarnya.

Abdus memutuskan membawa rombongan melalui jalur tengah yang relatif lebih aman.

“Jika mereka tetap lewat jalur masuk dari barat, saya yakin mereka tidak akan selamat. Warga di sana sudah bersiaga penuh,” jelas pria yang telah empat periode duduk di DPRD Sampang ini.

Namun, perjalanan keluar tidak mudah. Massa di berbagai tikungan sudah bersiap dengan alat-alat untuk mengadang, bahkan menggunakan gorong-gorong untuk memblokir jalan.

Baca Juga :  Bupati Sampang Sidak Kantor DLH, Semprot Sejumlah Pegawai

Situasi mulai mereda setelah warga mengetahui keberadaan Abdus dalam rombongan. Kaca mobil rombongan awalnya tertutup rapat, tetapi Abdus memutuskan turun tangan langsung. Ia berbicara kepada massa untuk menenangkan situasi.

“Saya turun untuk menahan amarah warga dan meminta mereka memberi jalan. Akhirnya, rombongan berhasil keluar dengan selamat,” ungkapnya.

Abdus juga sempat menghubungi tokoh setempat, termasuk Moh Wijdan, Kepala Desa Ketapang Daya yang dihormati masyarakat, untuk meminta izin turun tangan.

“Sebagai orang luar Ketapang, saya harus menghormati tokoh lokal sebelum bertindak,” katanya.

Uniknya, Abdus Salam dan Haji Idi berada di kubu politik yang berbeda. Partai Demokrat, yang diketuai Abdus di Sampang, mendukung pasangan calon nomor urut 01, KH Mohammad Bin Mu’afi Zaini dan H Abdullah Hidayat. Sementara Haji Idi adalah calon petahana yang maju dengan nomor urut 02.

Baca Juga :  Bertepatan dengan Hari Kemerdekaan, Bupati Sampang Dapat Ucapan Ulang Tahun

“Kalau soal dukungan politik, kami memang berbeda. Tapi ini bukan soal politik, melainkan soal kemanusiaan. Sesama pejabat pemerintahan harus saling membantu, terutama dalam situasi seperti ini,” tegas Abdus.

Ketika ditanya soal insiden tewasnya salah satu saksi paslon di lokasi kejadian, Abdus mengaku tidak mengetahuinya.

“Setelah rombongan keluar, saya tidak memikirkan hal lain. Fokus saya hanya memastikan mereka selamat,” ujarnya.

Kisah Abdus Salam menjadi pengingat penting bahwa di tengah persaingan politik, kemanusiaan harus tetap menjadi prioritas. Insiden ini juga menunjukkan tantangan nyata dalam menjaga stabilitas dan keamanan selama Pilkada.

Abdus, dengan keberanian dan kepemimpinannya, berhasil menjadi penengah di tengah situasi yang berpotensi semakin memburuk.***