ARTIKEL, MaduraPost – Ridha dan ampunan Allah kepada setiap hambanya kerap kali datang dalam situasi yang sangat tidak terduga. Wujud kasih sayang Allah itu tidak hanya diberikan kepada orang-orang yang ahli ibadah saja melainkan, juga kepada mereka yang sering berbuat dosa.
Kisah berikut ini sudah cukup populer di kalangan umat Islam yang mengandung banyak hikmah dan pelajaran bagi kita. Selain itu, kisah ini juga bersumber pada hadis sahih Nabi Muhammad saw.
Suatu ketika, para sahabat bertanya kepada Rasulullah saw tentang siapa orang yang pantas masuk surga.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Salah seorang sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah orang yang berhak masuk surga hanya mereka yang ahli ibadah saja?”
Rasulullah menjawab, “Tidak, sesungguhnya surga tercipta bukan hanya untuk orang-orang yang ahli ibadah melainkan untuk mereka orang-orang yang tulus mencintai Allah.”
Mendengar jawaban Rasulullah, sahabat itu pun kembali bertanya. “Jadi, apakah itu artinya hanya para wali dan ulama yang berhak masuk surga?”
Rasulullah kembali menjawab dengan tegas, “Tidak! Karena sesungguhnya telah ada seorang pelacur yang masuk ke surga.”
Apa yang dikatakan Rasulullah saw di atas jelas sangat mengejutkan. Sebab, pelacur di mana pun ia berada selalu dipandang hina dan sebelah mata karena pekerjaan yang penuh dengan dosa.
Kisah pelacur yang masuk surga tersebut terdapat dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah ra.
Rasulullah saw bersabda, “Telah diampuni seorang perempuan pezina yang lewat di depan anjing yang menjulurkan lidahnya pada sebuah sumur. Dia berkata, “Anjing ini hampir mati karena kehausan.” Lalu, dilepaslah sepatu perempuan itu, diikatnya dengan kerudungnya (menimba air ke dalam sumur), lalu diberinya anjing itu minum. Maka, diampunilah perempuan itu karena telah memberi minum.” (HR. Bukhari)
Dari kejadian yang sangat bersejarah itu terdapat beberapa hikmah yang dapat kita ambil.
Pertama, kita sebagai manusia harus yakin bahwa Allah Swt maha pengampun kepada setiap hambanya sekali pun telah berbuat dosa yang besar.
Kedua, kita sesama manusia sebaiknya tidak saling menghakimi terlebih jika sudah membawa surga dan neraka. Sebab, masuknya manusia ke dalam surga atau neraka adalah murni karena keputusan Allah.
Ketiga, hidup di dunia sebaiknya selalu menjaga hubungan baik antara manusia dengan Allah (hablum minallah), antara manusia dengan manusia (hablum minannas) dan antara manusia dengan alam (hablum minal alam).
Dilansir dari : www.akurat.co