PAMEKASAN, MaduraPost – Usai diguyur hujan selama 2 jam lebih, gerbang masuk Desa Montok, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, kebanjiran.
Bukan tanpa alasan banjir melanda kawasan ini, sebab disebelah kanan kiri jalan terbentang luas sawah milik warga.
Sehingga, saat musim penghujan datang, apalagi lama hujan terguyur, tak lepas disepanjang jalan setapak Desa tersebut hingga jalan raya terendam banjir.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Banjir sendiri merupakan kiriman dari luapan air di area sawah yang sudah tak bisa menahan bendungan. Akibatnya, pemerintah setempat memberikan rambu-rambu atau plang ‘Rawan Banjir’.
Biasanya, genangan air hingga banjir setinggi lutut orang dewasa sering terjadi di kawasan ini. Tak ayal, jika setiap tahun warga setempat sudah terbiasa merasakan banjir yang sering mematikan cocok tanam para petani, seperti padi dan tembakau.
“Musim hujan memang biasa di kawasan ini sering alami banjir. Apalagi sampai merusak tanaman milik petani,” ujar Herman (27), pengguna jalan saat melintasi kawasan tersebut, Minggu (27/12).
Warga asli Desa Montok ini sedikit menguraikan jika memang pemerintah setempat bertahun-tahun seolah menutup mata. Buktinya, lampu penerangan saja sering mati.
“Jangankan mengurus kawasan rawan banjir, penerangan lampu saja disini minim. Ada, tapi sering mati,” akuinya.
Keluhan salah satu warga ini menjadi hal yang mungkin sebuah bentuk kewajaran semata. Sebab, dengan kebiasaan banjir setiap tahun, warga seolah memilih untuk tetap bertahan dan menerima dengan lapang dada. Hingga berita ini ditayangkan, belum ada keterangan resmi dari Kecamatan, Pemerintah Desa, maupun Kabupaten. (Mp/al/kk)