Scroll untuk baca artikel
DaerahPeristiwa

Hutan Kera Nepa: Kisah Raden Segoro dan Destinasi Wisata Unik di Sampang

Avatar
51
×

Hutan Kera Nepa: Kisah Raden Segoro dan Destinasi Wisata Unik di Sampang

Sebarkan artikel ini
Hutan Kera Nepa di Kabupaten Sampang menjadi wisata alam yang menarik bagi pengunjung yang ingin menyaksikan interaksi unik antara manusia dan kera. (MaduraPost/Situs OS)

SAMPANG, MaduraPost – Dibalik kerimbunan Hutan Kera Nepa di Desa Batioh, Kecamatan Banyuates, Kabupaten Sampang, tersembunyi kisah heroik Raden Segoro dan ibu kandungnya, Dewi Ratna Rorogung, yang berhasil lolos dari usaha pembunuhan yang diperintahkan oleh Maharaja Kerajaan Medang, Prabu Sangyangtunggal.

Kisah ini tidak hanya membuka lembaran sejarah tetapi juga menjelaskan asal-usul hutan yang kini menjadi tempat berkumpulnya kera-kera jinak dan destinasi wisata unik.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Patih Pranggulang, sang pelaksana perintah pembunuhan, berubah hati setelah menyadari ketidakbersalahan Dewi Ratna dan memutuskan untuk melindunginya.

Baca Juga :  Antisipasi Covid-19 Dengan Perbanyak Dzikir dan Istiqfar

Mereka berdua, bersama bayi Raden Segoro, berpindah-pindah mencari perlindungan dalam kedalaman hutan dan akhirnya menetap di sebuah pemukiman yang dikelilingi oleh hutan bakau.

Seiring berjalannya waktu, Raden Segoro tumbuh besar dan berhasil berdamai dengan kakeknya, Prabu Sangyangtunggal, namun tak lama setelah pertemuan itu, Prabu harus kembali ke kerajaan untuk menghadapi ancaman musuh.

Pemukiman Raden Segoro kemudian menjadi tempat bagi kera-kera yang hidup damai bersama manusia dan menjadikan hutan ini sebagai tempat tinggal mereka.

Baca Juga :  Kerabat Wika Kaget, Rico Murry Blusukan Bersilaturahmi ke Warga Dempo Barat

Hari ini, Hutan Kera Nepa menjadi wisata alam yang menarik bagi pengunjung yang ingin menyaksikan interaksi unik antara manusia dan kera.

Menurut tokoh masyarakat setempat, H. Ali, bekas fondasi bangunan yang terkubur menunjukkan bahwa hutan ini pernah menjadi hunian penduduk kerajaan di masa lalu.

Hal ini diperkuat oleh penelitian yang mengkonfirmasi adanya petilasan atau bekas pemukiman di dalam hutan.

Kepala Desa Batioh, Suud Ali, menegaskan bahwa Hutan Kera Nepa adalah salah satu wisata tertua di Kabupaten Sampang dan memiliki nilai sejarah yang penting.

Baca Juga :  Tolak Penertiban Sepihak, PKL dan Mahasiswa Pamekasan Turun Jalan Demo DPRD

Meskipun demikian, optimalisasi wisata di daerah ini masih terbatas, dengan pengunjung hanya dikenakan biaya parkir sebagai retribusi.

Pengelolaan wisata juga melibatkan masyarakat lokal, termasuk juru kunci hutan yang memiliki tugas khusus untuk memanggil kera bagi pengunjung.

Ini menjadi salah satu daya tarik utama, menunjukkan hubungan harmonis antara manusia dan alam.***