SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
DaerahPemerintahanPeristiwa

Gerakan Reformasi Jember melakukan Aksi Demo Menuntut Bupati Jember Mundur

Avatar
×

Gerakan Reformasi Jember melakukan Aksi Demo Menuntut Bupati Jember Mundur

Sebarkan artikel ini
GRJ Saat melakukan aksi Demo menuntut Bupati Jember Mundur
GRJ Saat melakukan aksi Demo menuntut Bupati Jember Mundur

JEMBER, MaduraPost – Kebijakan Bupati Jember, Faida yang dinilai tidak sesuai dengan aturan membuat gelombang massa yang mengatasnamakan dirinya sebagai Gerakan Reformasi Jember (GRJ) Melakukan aksi demo menuntut Bupati Jembet Mundur. Jumat, (24/1/2020)

Ratusan massa tersebut melakukan orasi di depan rumah dinas bupati Jember di pendapa Wahyawibawagraha Kabupaten Jember, mulai siang hingga sore hari.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Baca Juga :  Ditengah Pandemi Covid-19, Kebutuhan Pangan di Sumenep Masih Aman

Massa datang dengan membawa berbagai macam poster yang bertuliskan desakan agar Bupati Perempuan Pertama Di Jember Mundur.

“Kami mengkritik kebijakan Bupati Jember yang dinilai tidak sesuai dengan aturan karena mayoritas kegiatan yang dilakukan Pemkab Jember tidak selaras dengan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) yang telah disusun,” kata koordinator GRJ Kustiono Musri seperti dikutip dari Antaranews.com

Menurutnya kebijakan yang dilakukan Bupati Jember Faida yang mengubah kedudukan susunan organisasi dan tata kerja (KSOTK) juga sudah mendapat teguran dari Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, namun teguran itu diabaikannya.

Baca Juga :  Selesai Libur Idul Fitri, Sekda Sumenep Sidak ASN di Hari Pertama Masuk Kerja

“Secara tegas, Mendagri meminta Bupati Jember mencabut SOTK baru dan mengembalikannya kepada SOTK 2016 agar sesuai aturan karena kebijakan bupati perempuan pertama di Jember itu dinilai menabrak aturan,” tuturnya.

Untuk itu, lanjut dia, Gerakan Reformasi Jember menuntut Faida lengser dari jabatannya sebagai Bupati Jember, kemudian menyeret semua komplotan yang menghabiskan uang rakyat, dan tuntutan ketiga yakni memulihkan Jember dari cengkeraman rezim yang dinilai antidemokrasi.

Baca Juga :  12 Pelanggar Ditangani, Operasi Patuh Semeru 2020 Berakhir Besok

Pantauan di lapangan, aksi ratusan warga tersebut mendapat pengawalan yang ketat dari aparat Kepolisian Resor Jember untuk mengantisipasi adanya tindakan anarkhis dari pengunjuk rasa.

Sementara itu, Bupati Jember Faida dikabarkan tidak berada di Kabupaten Jember karena sedang ada tugas di luar kota, sehingga tidak ada satupun pejabat yang menemui pengunjuk rasa di depan pendapa Wahyawibawagraha Jember. (mp/redaksi)

Baca berita lainnya di Google News atau langsung ke halaman Indeks

Konten di bawah ini disajikan oleh advertnative. Redaksi Madura Post tidak terlibat dalam materi konten ini.