Scroll untuk baca artikel
Sosial

Dosen Unira Pamekasan Latih Warga Ubah Limbah Peternakan Jadi Pupuk Berkualitas

Avatar
13
×

Dosen Unira Pamekasan Latih Warga Ubah Limbah Peternakan Jadi Pupuk Berkualitas

Sebarkan artikel ini
Tim pengabdian dosen Unira dan warga berfoto bersama usai sosialisasi. (Mujahid Anshori/MaduraPost)

PAMEKASAN, MaduraPost – Dosen Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Madura (Unira) Pamekasan menggelar pengabdian masyarakat di Desa Larangan Dalam, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan.

Program ini mengajak warga memanfaatkan limbah peternakan menjadi pupuk kompos isi rumen yang bernilai tinggi bagi pertanian.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Kegiatan yang dipimpin oleh Nurul Hidayati ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak serta petani dalam mengelola limbah ternak.

Baca Juga :  Tanya Keabsahan Organisasi, LSM Tuding Dispora Pamekasan Kurang Profesional

Pupuk kompos isi rumen yang dihasilkan diyakini mampu meningkatkan produktivitas pertanian, terutama untuk pertumbuhan dan produksi rumput gajah yang menjadi pakan hijauan bagi ternak.

Dalam program yang berlangsung sejak November 2024 hingga Januari 2025 ini, tim pengabdian melakukan sosialisasi, penyuluhan, serta praktik langsung pembuatan pupuk kompos. Pelatihan ini juga melibatkan Kelompok Tani Jaya Abadi dari desa setempat.

Baca Juga :  Bukber Lintas KAHMI Pantura Pamekasan

Ketua kelompok tani, Moh. Syukkur, mengungkapkan bahwa setelah pelatihan, banyak warga semakin tertarik menggunakan pupuk kompos karena manfaatnya yang besar dan biaya yang lebih hemat dibandingkan pupuk anorganik.

“Kami sangat bersyukur bisa mengikuti pelatihan ini. Warga jadi lebih paham manfaat pupuk kompos isi rumen, selain lebih ramah lingkungan, juga jauh lebih murah dibanding pupuk kimia,” ujarnya.

Baca Juga :  Kisah Firman Syah Ali, Solidaritas HMI di Mata Mantan Aktivis PMII

Pupuk kompos yang telah matang dikeringkan dan dikemas dalam plastik 5 kg, kemudian dibagikan kepada anggota kelompok tani dan warga sekitar.

Masyarakat berharap pelatihan seperti ini dapat terus berlanjut agar mereka mendapatkan wawasan lebih luas tentang pengelolaan limbah ternak dan pertanian berkelanjutan.***