SUMENEP, MaduraPost – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, berkomitmen untuk mendukung gagasan Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo dalam memperkenalkan keris sebagai bagian dari warisan budaya melalui penerbitan buku khusus bagi siswa Sekolah Dasar (SD).
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman generasi muda tentang sejarah dan budaya daerah.
Sebelumnya, Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menegaskan pentingnya literasi sejarah dan budaya sejak dini, terutama bagi siswa SD. Ia ingin warisan budaya berupa keris dapat dikenalkan melalui bahan bacaan yang menarik dan edukatif.
“Sumenep memiliki karakter yang erat dengan literasi, dan saya ingin literasi terkait pengenalan keris bisa sampai kepada siswa-siswi SD,” ungkap Bupati Fauzi pada MaduraPost, Kamis (13/2).
Keinginan ini mendorongnya untuk menginisiasi pembuatan buku sejarah keris yang dirancang sebagai sarana edukasi bagi anak-anak.
Menurutnya, pemahaman tentang keris akan membantu mereka mengerti mengapa Sumenep dijuluki sebagai Kota Keris, sebuah identitas yang melekat pada kabupaten paling timur di Pulau Madura ini.
Bupati Fauzi juga menekankan bahwa pelestarian budaya harus dilakukan sejak dini agar tidak terkikis oleh perkembangan zaman.
“Saya sudah meminta Disbudporapar untuk memastikan anak-anak SD tahu alasan Sumenep disebut Kota Keris. Kalau bisa, harus ada buku yang dapat mereka baca, sehingga setidaknya mereka mengenal satu atau dua jenis keris serta sejarahnya,” tambahnya.
Gagasan ini mendapat sambutan positif dari Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep, Agus Dwi Saputra. Menurutnya, membangun karakter dan menanamkan wawasan sejarah sejak usia dini merupakan langkah penting untuk menjaga identitas budaya.
“Ini penting agar anak-anak kita tidak kehilangan pemahaman tentang sejarah daerahnya dan tetap tahu mengapa Sumenep dijuluki Kota Keris,” ujarnya.
Agus juga menegaskan kesiapan Disdik Sumenep dalam mendukung inisiatif tersebut dan menjadikan buku keris sebagai bagian dari bahan literasi bagi siswa SD.
“Jika buku ini diterbitkan, kami berharap bisa diaplikasikan dengan baik di sekolah-sekolah, sehingga para siswa dapat memahami sejarah dan makna di balik julukan Kota Keris bagi Sumenep,” tandasnya.***