SUMENEP, MaduraPost – Berbagai problematika yang terjadi di Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, menjadi perhatian serius Ketua BEM STKIP PGRI Sumenep, Noris Sabit.
Noris menyoroti sejumlah isu krusial yang memerlukan perhatian dan tindakan tegas dari pihak Disdik.
Beberapa permasalahan yang mencuat antara lain pungutan liar (pungli) yang meresahkan masyarakat, tindakan tidak etis yang melibatkan oknum Aparatur Sipil Negara (ASN), serta kasus pelecehan seksual yang mencemarkan lingkungan pendidikan di Kabupaten Sumenep.
Tidak hanya itu, Disdik Sumenep baru-baru ini meluncurkan program rehabilitasi untuk 15 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan anggaran sebesar Rp16 miliar rupiah.
Program ini menambah daftar panjang isu yang perlu diawasi dengan ketat.
Noris Sabit, yang fokus pada persoalan pendidikan, menekankan pentingnya transparansi dalam pelaksanaan program-program Disdik Sumenep.
Ia menyoroti bahwa kurangnya transparansi dari pemangku kebijakan sering kali menyebabkan ketidakpastian dan ketidakpuasan di kalangan siswa, orang tua, dan guru.
“Program-program yang diluncurkan harus jelas dan transparan. Ketidakpastian ini merugikan semua pihak yang terlibat dalam pendidikan,” ujar Noris pada MaduraPost, Jumat (19/7).
Lebih lanjut, Noris menyatakan, bahwa BEM STKIP PGRI Sumenep akan mengawal proses rehabilitasi sekolah-sekolah tersebut secara serius.
Ia menegaskan, bahwa pengawasan yang ketat diperlukan agar program ini dapat terealisasi dengan tepat dan sesuai dengan jumlah anggaran yang telah dialokasikan.
“Kami akan memastikan bahwa proses rehabilitasi sekolah berjalan sesuai rencana dan anggaran yang telah ditetapkan. Transparansi dan akuntabilitas adalah kunci untuk keberhasilan program ini,” tambahnya.
Pernyataan Noris ini mencerminkan kekhawatiran masyarakat terhadap pengelolaan pendidikan di Sumenep.
“Dengan sorotan ini, diharapkan Disdik Sumenep dapat lebih terbuka dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di daerah tersebut,” pungkasnya.***






