Scroll untuk baca artikel
Berita

Disdik Sumenep Akui Banyak Guru yang Enggan Jadi Kepala Sekolah Karena Ini

Avatar
10
×

Disdik Sumenep Akui Banyak Guru yang Enggan Jadi Kepala Sekolah Karena Ini

Sebarkan artikel ini
PROFIL. Kepala Disdik Sumenep, Agus Dwi Saputra, saat berada di ruang kerjanya. (M.Hendra.E/MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep, Agus Dwi Saputra, mengaku mengaku banyak guru yang menolak diangkat menjadi kepala sekolah.

Sejumlah laporan banyak diterima olehnya terkait sebagian besar guru yang enggan menjadi kepala sekolah.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Alasannya, apa yang diterima mereka saat menjabat sebagai kepala sekolah tidak sebanding dengan tanggungjawab besar yang diembannya.

Baca Juga :  Disdik Sumenep Sukses Gelar Lomba Mewarnai dan Menggambar Jadi Cara Mengasah Kemampuan Anak

“Pasti akan segera kami komunikasikan apa yang menjadi arahan Bapak Bupati,” kata Agus dalam keterangannya, Selasa (16/4).

Ia juga manambahkan, jika tambahan insentif yang diterima kepala sekolah tidak sampai Rp200 ribu menjadi alasan pertama mengapa mereka menolak menjadi kepala sekolah.

“Walaupun hari ini ada 240 orang guru yang sudah dilantik untuk menjadi kepala sekolah, namun masih menyisakan 57 sekolah yang belum terisi atau kosong,” kata Agus mengungkapkan.

Baca Juga :  Panen Hadiah Simpedes 2024, BRI Cabang Sumenep Undi 2 Grand Prize Mobil

Di sisi lain, Disdik Sumenep juga telah mengangkat 8 guru PPPK untuk menjadi kepala sekolah.

“Mereka juga diangkat sebagai guru penggerak, kita berikan amanah untuk bertugas sebagai kepala sekolah,” kata Agus.

Diinformasikan, petikan SK Bupati pengangkatan sebagai kepala sekolah diberikan kepada 240 guru, di antaranya 8 orang guru PPPK.

Kemudian 15 orang guru diangkat sebagai pengawas dan 9 orang guru diangkat sebagai Kepala SMPN.

Baca Juga :  ANWAR SYAMSIDI, Anggota DPRD Kabupaten Pamekasan: Selamat Dirgahayu Republik Indonesia ke 76

“Mereka semua tersebar di daratan dan kepulauan Sumenep,” pungkasnya.***