Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Dinas Pendidikan Sumenep Gelar Pelatihan BK, Tekankan Peran Guru dalam Pembentukan Karakter Siswa

Avatar
10
×

Dinas Pendidikan Sumenep Gelar Pelatihan BK, Tekankan Peran Guru dalam Pembentukan Karakter Siswa

Sebarkan artikel ini
PROFIL. Potret Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, Agus Dwi Saputra, saat berada di ruang kerjanya. (Istimewa for MaduraPost)
PROFIL. Potret Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, Agus Dwi Saputra, saat berada di ruang kerjanya. (Istimewa for MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, mengadakan pelatihan khusus bagi para guru Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam bidang Bimbingan dan Konseling (BK), sebagai bagian dari upaya membangun pendidikan karakter yang kuat sejak dini.

Kegiatan ini digelar selama tiga hari, mulai 11 hingga 13 Juni 2025, dan melibatkan hampir 100 guru dari berbagai sekolah di wilayah Sumenep.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Baca Juga :  Sekolah di Kabupaten Sumenep Akan Dibuka Kembali, Dengan Syarat

Selama pelatihan berlangsung, para peserta tidak hanya dibekali materi teoritis, tetapi juga dilibatkan secara aktif dalam kegiatan seperti simulasi konseling, analisis studi kasus, serta pemetaan kebutuhan siswa di sekolah masing-masing.

Kepala Dinas Pendidikan Sumenep, Agus Dwi Saputra menjelaskan, bahwa pelatihan ini merupakan langkah awal untuk mewujudkan sistem pendidikan yang lebih menyeluruh dan mendalam.

“Kami ingin para guru tidak hanya unggul dalam kemampuan akademik, tapi juga berperan sebagai pemandu utama dalam transformasi mental peserta didik. Mereka harus bisa mendampingi anak-anak tumbuh menjadi pribadi yang kuat, pintar, dan beretika,” ujar Agus Jumat (13/6).

Baca Juga :  Sumenep Zona Kuning, Disdik Sumenep Rencanakan KBM PTM Penuh Berlangsung Pertengahan Bulan Juli

Ia juga menambahkan, bahwa pendekatan layanan konseling saat ini telah berkembang, mencakup aspek psikologis, sosial, hingga nilai-nilai budaya dan spiritual.

“Kami sengaja merancang pelatihan ini agar bersifat praktis. Harapannya, guru bisa langsung menerapkannya di ruang kelas. Peran mereka bukan sekadar pengajar, tetapi juga pendengar yang hadir sepenuh hati, bukan semata-mata sebagai pemberi penilaian,” tuturnya.

Baca Juga :  Antisipasi Penyakit Paska Banjir, Dinkes Sampang Ingatkan Masyarakat tentang PHBS

Melalui pelatihan ini, para pendidik diharapkan mampu membentuk suasana belajar yang aman dan kondusif serta mampu mendeteksi dan menangani permasalahan psikososial yang mungkin dihadapi siswa sejak dini.***