Scroll untuk baca artikel
Pendidikan

Cha-Ching Curriculum Perluas Jangkauan Literasi Keuangan Anak di Sumenep

Avatar
8
×

Cha-Ching Curriculum Perluas Jangkauan Literasi Keuangan Anak di Sumenep

Sebarkan artikel ini
PROFIL. Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan Sumenep, Ardiansyah Ali Sochibi, saat berada di ruang kerjanya. (Istimewa for MaduraPost)
PROFIL. Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan Sumenep, Ardiansyah Ali Sochibi, saat berada di ruang kerjanya. (Istimewa for MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Program Cha-Ching Curriculum, hasil kemitraan antara Kementerian Pendidikan dan Prestasi Junior Indonesia, kembali hadir di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, pada tahun 2025.

Kegiatan ini difokuskan untuk menumbuhkan pemahaman dasar mengenai literasi keuangan kepada siswa sekolah dasar, dengan metode pelatihan guru sekaligus melibatkan orang tua.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Kepala Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan Sumenep, Ardiansyah Ali Sochibi menyampaikan, bahwa program ini sudah lebih dulu diperkenalkan di Sumenep pada 2024 dan kini cakupannya semakin luas.

Baca Juga :  BPRS Bhakti Sumekar: Gebyar Undian Ukhuwah, Hadiah Spektakuler untuk Nasabah

“Jika tahun lalu Cha-Ching hanya diikuti 120 guru dari 89 sekolah dengan jumlah 2.704 siswa, maka tahun ini meningkat cukup signifikan. Ada 168 guru dari 136 sekolah yang terlibat, dengan total 3.525 siswa penerima manfaat,” jelas Ardiansyah, Minggu (18/8).

Ia menambahkan, kurikulum Cha-Ching berfokus pada empat pilar utama literasi keuangan, yakni bagaimana cara mendapatkan penghasilan secara benar, pentingnya menabung, membelanjakan uang sesuai kebutuhan, serta membiasakan berbagi kepada sesama.

“Karena targetnya anak-anak sekolah dasar, pola yang dipakai lebih menekankan pembiasaan positif yang dibarengi dengan penguatan akhlak. Harapan kami, anak-anak mengerti bahwa uang bukan hanya urusan materi, melainkan titipan yang harus diperoleh dan digunakan secara bertanggung jawab,” terangnya.

Baca Juga :  Kenali Gejala Indra Penciuman dan Hilangnya Indra Perasa

Ardiansyah juga menegaskan bahwa keberhasilan program tidak hanya bergantung pada guru, tetapi juga pada peran orang tua yang aktif membimbing anak di rumah.

“Guru memang menjadi motor pengajaran, tapi keterlibatan orang tua juga sangat penting agar anak terbiasa mengatur uang sejak dini,” imbuhnya.

Ia menyebutkan, pengalaman dari pelaksanaan tahun 2024 menjadi pijakan dalam memperluas program di tahun ini. Meski sekolah dan jumlah siswa yang dituju berbeda, prinsip literasi keuangan yang diajarkan tetap sama.

Baca Juga :  Melatih Kesadaran Hukum, Kejari Gelar Sosialisasi JMS Kepada Pelajar di SMPN 1 Pamekasan

Melalui kerja sama antara sekolah dan keluarga, Dinas Pendidikan Sumenep berharap budaya mengelola uang secara cerdas bisa terbentuk sejak kecil.

“Kami ingin anak-anak paham bahwa mencari uang tidak boleh dengan cara keliru, mampu mengatur pengeluaran, rajin menabung, dan tidak lupa berbagi dengan orang lain,” pungkasnya.***