SUMENEP, MaduraPost – Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, 53 lembaga pendidikan lolos seleksi menjadi sekolah penggerak. Meski begitu, nampaknya masih banyak yang harus dilakukan evaluasi.
Pelaksana tugas (Plt) Disdik Sumenep, Moh. Iksan mengungkapkan, bahwa masih butuh 3 tahun untuk bisa menyempurnakan sekolah penggerak di Kabupaten ujung timur Pulau Madura ini.
Dalam tahapan pengembangan sekolah penggerak, menurut Iksan, beberapa guru telah diikutkan diklat. Hanya saja, program Pemerintah pusat itu dinilai masih belum terlaksana secara maksimal.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Kami memang diberi waktu 3 tahun untuk membenahi, memang secara teknis masih terus mengevaluasi, karena memang sekolah penggerak salah satu titik tekannya adalah mahir menggunakan teknologi,” ungkapnya, Sabtu (17/7).
Pihaknya menyatakan, sekolah yang memenuhi persyaratan itu sudah dinyatakan final menjadi pelopor sekolah penggerak. Berikutnya, akan banyak kegiatan dan pekerjaan yang menunggu dan harus dikerjakan.
“Ya salah satunya menularkan mulai dari internal sekolah dan sekolah sekitar. Pelatihan atau diklat guru masih bertahap. Saat ini memasuki tahapan keempat. Jadi masih membutuhkan waktu untuk menjadi sekolah penggerak,” jelasnya.
Iksan menuturkan, tidak ada istilah setiap tahun menargetkan banyak sekolah. Namun, dalam rentang waktu tiga tahun seluruh sekolah di Sumenep harus menjadi sekolah penggerak.
“Hal ini tentu wajib, dari jumlah 53 lembaga antara negeri dan swasta. Bahkan ada Sekolah Luar Biasa (SLB). Rinciannya, 8 TK, 29 Sekolah Dasar (SD), dan 18 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang lolos seleksi sebagai pelaksana program sekolah penggerak,” urainya.
Pihaknya berharap, agar pemerintah dalam pelaksanaan program sekolah penggerak tersebut dapat mendukung secara penuh dari setiap program yang dilakukan.
“Tentu juga demi meningkatkan prestasi belajar siswa dan meningkatnya mutu pendidikan di Kabupaten Sumenep,” tandasnya.