SUMENEP, MaduraPost – Bupati Sumenep, Achmad Fauzi Wongsojudo, menegaskan komitmennya dalam melestarikan musik tradisional, khususnya klenengan.
Ia meminta Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep untuk memperluas regenerasi pemain musik tradisional agar seni budaya khas daerah tidak punah.
“Kita khawatir, kalau tidak ada regenerasi, musik tradisional ini bisa hilang. Karena itu, kami sudah menganggarkan program ini sejak tahun lalu, dan saat ini sudah terbentuk 29 kelompok klenengan yang rutin berlatih di Pendopo Agung Keraton Sumenep,” ujar Bupati Fauzi pada MaduraPost, Senin (10/2) siang.
Ia juga menekankan pentingnya keterkaitan antara klenengan dan seni tari topeng, sehingga regenerasi keduanya harus berjalan bersamaan.
“Saya ingin tahun ini ada 1.000 penari topeng, dan itu berasal dari siswa SD. Saya serahkan kepada dinas terkait bagaimana caranya, yang penting harus tercapai,” tegasnya.
Menurutnya, anak-anak SD lebih mudah diberikan edukasi, dan jika mereka sudah dikenalkan sejak dini, maka seni dan budaya akan tetap lestari.
Bupati Fauzi juga menyebut bahwa selain musik tradisional, musik modern juga harus tetap diperhatikan agar perkembangan seni di Sumenep berjalan seimbang.
Sebagai langkah konkret, latihan klenengan terus berlangsung di Pendopo Agung Keraton Sumenep.
Para siswa SD berlatih intensif hingga empat kali dalam seminggu untuk mempertajam kemampuan mereka dalam memainkan alat musik tradisional.
Bupati Fauzi berharap, upaya ini akan membuahkan hasil di akhir kalender event Sumenep, di mana seni musik dan tari tradisional bisa ditampilkan dalam skala besar.
“Ini adalah tugas yang harus dijalankan oleh Disbudporapar demi menjaga warisan budaya kita,” pungkasnya.***