PAMEKASAN, MaduraPost – Pada saat aksi demonstrasi yang digelar oleh Reuni Gerakan Rakyat Pamekasan di depan Kantor Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur Bupati Baddrut Tamam kabur setelah diajak berdialog oleh peserta aksi. Sehingga peserta aksi kecewa dan geram, Senin (20/9/2021).
Sebagai bentuk kekecewaan dan kegeramannya terhadap tindakan Bupati Gerbang Salam tersebut, demonstran langsung membakar karton di tengah-tengah peserta aksi dan pihak aparat kepolisian yang menjaga jalannya aksi demonstrasi.
Selain itu, dalam aksi demo evaluasi 3 tahun kepemimpinan Bupati yang menganggap dirinya merupakan mantan aktivis level Nasional dan menganggap demo itu tidak penting, beberapa orator aksi meneriakkan dungu kepadanya (Bupati Pamekasan Baddrut Tamam, red).
Karena menurut Abdus Marhaen Salam selaku salah seorang orator aksi, ngapain Bupati Baddrut Tamam menunggu dan ingin menemui massa aksi di depan Pendopo Ronggosukowati. Padahal kata dia, surat pemberitahuan aksinya sudah jelas.
“Ngapain di sana dungu, iya dungu memang. 3 tahun kepemimpinan sampean (Baddrut Tamam, red) sebagai Bupati Pamekasan tuntas sebagai onani pencitraan tolol, WUB selesai dengan seremonial, beasiswa santri yang mengklaim di 13 kecamatan seremonial saja, yang sampean sampaikan lewat visi-misi soal pelayanan publik itu sudah berjalan pada rezim sebelumnya,” teriaknya.
Songkok, sepatu dan batik kata dia, bukan brand baru yang Bupati Baddrut Tamam ciptakan, Dan sebelum sampean (Bupati Baddrut Tamam, red) lahir sebut Abdus Marhaen Salam, Insyaallah produk-produk itu sudah ada di Pamekasan. Kemudian ia mengatakan kalau 100 persen dirinya bisa meniru gaya Baddrut Tamam.
“Tinggal beli songkok diberi nama Abdus Marhaen selesai, bukan brand baru. WUB yang sampean (Baddrut Tamam, red) laksanakan itu tidak terhadap orang-orang yang dari nol tidak punya usaha lalu sukses, tapi kepada orang-orang yang sudah punya usaha sebelumnya. Kenyataannya saat ini banyak pengusaha batik mengeluh batiknya tidak laku,” kata Ketua FAMAS dan Wakil Presiden N.G.O tersebut.
Sementara Zaini Wer Wer yang sejatinya merupakan Jenderal Lapangan 1 dalam aksi tersebut mengatakan, Bupati cenderung terlalu bersolek dengan pencitraan yang justru hanya meninabobokkan Bupati. Sebab kata dia, banyak persoalan yang tidak jelas hingga kini.
“Seperti TPP untuk kawan-kawan ASN, tolong dicatat bahwa se-jawa timur, Pamekasan menjadi Kabupaten satu-satunya yang melenyapkan TPP ASN dengan alibi dialihkan untuk infrastruktur, alasan apaan itu,” teriak Wer Wer (akrab disapa) dalam orasinya.
Kemudian ungkap dia, kekosongan sejumlah Dinas yang hingga kini masih dijabat oleh PLt juga menjadi bagian dari isi tuntutan kali ini. Sebab pungkas dia, kekosongan tersebut sudah membuktikan kegagalan Bupati Badrut Tamam dalam menjalankan tugasnya sebagai pemegang kebijakan di Kabupaten Pamekasan.
“Belum lagi harga tembakau yang hingga kini masih jadi PR besar bagi Bupati, mana janji anda yang pernah mengatakan tidak akan ada lagi harga tembakau milik petani murah. Omong kosong itu,” pungkasnya.
Ironisnya papar Wer Wer, saat Bupati mengatakan bahwa Aksi Demo tidak penting, statmen tersebut sebut Wer Wer sangat keterlaluan dan menyakiti hati semua aktivis.
“Jelas itu melukai kami sebagai aktivis, tidak hanya di Pamekasan tapi seluruh aktivis di Indonesia, jadi kami minta Bupati menjelaskan pada kami,” pintanya.
Sementara itu, Bupati Pamekasan Baddrut Tamam di depan demonstran hanya menyampaikan terima kepada para aktivis dan yang hadir lainnya. Ia juga menyampaikan terima kasih terhadap gagasan, pemikiran, serta pendapat yang disampaikan oleh demonstran.
“Sepenuhnya saya sadar, bahwa ada beberapa hal yang belum sepenuhnya baik, akan tetapi perbaikan akan terus kita lakukan, dan 3 tahun dari kepemimpinan ini akan menjadi refleksi saya dan seluruh teman-teman di Pemkab Pamekasan untuk terus mendorong perbaikan-perbaikan,” ucapnya.
Menurutnya, catatan-catatan dari peserta aksi sudah dirinya terima dan beberapa hal sudah pihaknya catat. Dan beberapa catatan itu tambah dia, akan dijadikan dan akan dibawa dalam rapat penting di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pamekasan.
“WUB yang barusan disampaikan masih kurang berjalan akan kita lakukan perbaikan, beasiswa santri yang dianggap masih kurang maksimal akan kita laksanakan perbaikan, beberapa program prioritas yang lain terus kita akan lakukan perbaikan,” tuturnya.
“Dan yang paling penting adalah boleh menyampaikan gagasan, pendapat di demo, tetapi yang tertib. Terima kasih atas ikhtiar atas demo yang tertib ini salam settong dere (satu darah), salam sataretanan (sesama saudara), salam menuju ikhtiar menuju Pamekasan Hebat, kita sesaudara mendorong Pamekasan lebih maju,” tukasnya.
Diinformasikan, setelah ditinggal pergi oleh Bupati Pamekasan, peserta demo mendirikan tenda di depan Kantor Bupati Pamekasan. Baru bubar setelah PLh Sekda Ajib Abdullah menemui massa aksi dan memberikan serta menandatangani surat pernyataan bersama.