SUMENEP, MaduraPost – Untuk mendorong peningkatan hasil pertanian di Kabupaten Sumenep, Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) setempat menggandeng Universitas Wiraraja (UNIJA) Madura melakukan penelitian dan kajian strategi pemasaran sektor pertanian pada tahun 2024.
Merujuk pada data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2023, sektor pertanian Sumenep menyumbang 38,23 persen dengan laju pertumbuhan produksi 2,87 persen.
Namun demikian, capaian ini menimbulkan pertanyaan serius karena tidak diikuti oleh peningkatan pendapatan petani secara signifikan.
“Melalui kajian yang dilakukan, kami menemukan bahwa akar persoalannya terletak pada sistem pemasaran produk pertanian yang perlu diperbaiki,” ungkap Kepala BRIDA Sumenep, Benny Irawan, Selasa (29/4).
Dari hasil penelitian tersebut, tim riset menyusun sejumlah rekomendasi untuk Pemkab Sumenep, di antaranya:
1. Pemanfaatan Teknologi Digital dan E-Commerce
Pemkab disarankan mengembangkan platform marketplace berbasis digital guna memperluas akses pasar bagi produk pertanian.
2. Peningkatan Infrastruktur dan Fasilitas Pascapanen
Pembangunan fasilitas penyimpanan dingin (cold storage) serta unit pengolahan hasil pertanian dinilai perlu segera direalisasikan.
3. Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia
Ditekankan pentingnya mengadakan pelatihan teknologi digital bagi petani dan kelompok tani untuk memperkuat daya saing mereka.
4. Penguatan Kelembagaan dan Kemitraan Strategis
Perlu dibangun kerjasama yang terstruktur antara pemerintah daerah, perguruan tinggi, dan sektor swasta untuk mendukung sektor pertanian.
5. Perumusan Kebijakan Agribisnis
BRIDA merekomendasikan penyusunan regulasi yang menyeluruh untuk mendukung pengembangan agribisnis di daerah.
“Rekomendasi ini telah kami serahkan kepada masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terkait,” imbuh Benny.
Benny juga menambahkan, bahwa kendala utama dalam pemasaran pertanian di Sumenep bukan hanya terletak pada sistem, namun juga pada kualitas SDM yang masih perlu ditingkatkan.
Menurutnya, peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan serta dukungan dari pemerintah daerah akan menjadi kunci dalam memperbaiki situasi tersebut.
Tak hanya itu, ia menegaskan bahwa pola pemasaran modern berbasis teknologi digital dan penguatan kemitraan harus segera diimplementasikan.
Salah satu langkah nyata dari rekomendasi ini adalah lahirnya aplikasi Silangtani Sumenep yang dikembangkan oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Sumenep.
“Saat ini hasil produksi pertanian belum mampu langsung menjangkau konsumen. Melalui aplikasi ini, kami berharap dapat memperpendek jalur distribusi dari produsen ke konsumen,” jelasnya.
Benny menegaskan, penelitian ini merupakan bagian dari upaya mendorong inovasi berbasis bukti ilmiah di tingkat daerah. Hasil kajian ini wajib ditindaklanjuti oleh OPD teknis terkait.
“Kami akan terus memantau dan mengevaluasi implementasi dari rekomendasi yang kami berikan, dengan harapan kesejahteraan petani di Sumenep dapat terus meningkat,” tukasnya.***
Penulis : Miftahol Hendra Efendi
Editor : Nurus Solehen
Sumber Berita : Redaksi MaduraPost