Scroll untuk baca artikel
Kesehatan

Begini Layanan Maksimal RSUDMA Sumenep Terhadap Pasien Pengidap Penyakit TBC

Avatar
7
×

Begini Layanan Maksimal RSUDMA Sumenep Terhadap Pasien Pengidap Penyakit TBC

Sebarkan artikel ini
Kasi Humas RSUDMA Sumenep, Arman Andika Putra, saat diwawancara MaduraPost beberapa waktu lalu. (M. Hendra. E)

SUMENEP, MaduraPost – Demi memaksimalkan pelayanan terbaik bagi pasien penderita tuberkulosis (TBC) alias TB, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Moh. Anwar Sumenep, Madura, Jawa Timur, akan pisahkan pasien TBC yang Sensitif Obat (SO) dan Resisten Obat (RO). Senin, 29 Agustus 2022

Dimana diketahui bersama, TBC atau TB merupakan penyakit paru-paru akibat kuman Mycobacterium tuberculosis. Direktur RSUDMA Sumenep, Erliyati melalui Kasi Humas, Arman Endika Putra mengungkapkan, tentang apa itu RO dan SO pada pasien TBC.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Awalnya, Arman mengatakan, jika pada awal Agustus 2022 kemarin, RSUDMA Sumenep telah melakukan serah terima pasien khusus RO dari RSUD Waru Kabupaten Pamekasan.

Baca Juga :  Perangkat Desa dan Penerima BLT-DD di Kabupaten Sampang Wajib Divaksin

Tercatat, ada sekitar 15 pasien yang berasal dari Kabupaten Sumenep tengah melakukan pengobatan penyakit TBC di RSUD Waru Kabupaten Pamakesan tersebut.

Mengingat saat ini pelayanan dan fasilitas RSUDMA Sumenep telah mumpuni, Arman menerangkan, jika rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep ini sudah dipandang mampu untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pasien TBC.

“Saat ini RSUDMA Sumenep sudah memberikan pelayanan terbaik kepada pasien diagnosa TBC yang RO maupun SO,” kata Arman mengungkapkan pada sejumlah media, Senin (29/08).

Baca Juga :  Fraksi PAN DPRD Sumenep Dorong Raperda untuk Pengelolaan Fasum Perumahan

Arman mengatakan, saat ini pasien pengidap penyakit TBC akan mendapatkan proses penyembuhan secara maksimal. Hanya saja, ada perbedaan dalam proses penyembuhan bagi pasien TB-RO dan TB-SO.

“Kami dipandang mampu untuk melakukan tatalaksana oleh Provinsi Jawa Timur, karena di lihat angka TBC di Sumenep lumayan tinggi,” ujarnya.

Menurutnya, diantara pasien TB-RO sistem pengobatannya memiliki durasi yang tidak singkat. Sementara untuk pasien TB-SO juga memiliki sistem yang sebaliknya.

“Penyembuhan TB diantara 4 bulan sampai 6 bulan, dan secara continue mengkonsumsi obat setiap hari,” terangnya.

“Apabila pihak pasien sekali saja tidak mengkonsumsi obat, maka akan mulai dari awal lagi dan kemungkinan dia akan resisten dengan obat,” kata Arman lebih lanjut.

Baca Juga :  Warga Kembali Dibuat Geram Oleh Penggarap yang Paksa Bangun Tambak Garam di Pantai Gersik Putih

Dari segi proses penyembuhan, pihaknya menjelaskan, pasien diagnosa TB-RO dan TB-SO harus dipisah alias tidak boleh berada dalam satu kamar perawatan.

“Karena potensinya berbahaya terhadap yang SO dan jenis pengobatannya beda dengan obat TBC biasa atau dengan yang TBC RO,” jelasnya.

Sementara penyembuhan terhadap penyakit TB-RO diperlukan tempat khusus. Sebab sangat efektif penularannya jika berada di tempat yang tertutup.

“Maka diperlukan paparan matahari,” pungkasnya.