PAMEKASAN, MaduraPost – Aliansi Pemuda Peduli Rakyat (Alpart) ungkap Bantuan Langsung Tunai (BLT) tahun anggaran 2021 untuk para buruh tani dan buruh pabrik rokok di Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur tersebut adalah penganggaran asal-asalan.
Sebab menurut Syauqi selaku Ketua Alpart sekaligus salah satu pihak yang menyorotinya menyatakan, bahwa berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, jumlah buruh tani di Pamekasan hanya sebanyak 4.811 orang. Sementara buruh pabrik rokok tidak ada data konkritnya.
“Jadi jika dihitung, bantuan yang akan direalisasikan selama enam bulan dengan besaran Rp 300.000,00,- setiap bulan untuk setiap penerima sesuai data dari Dinas Ketahanan dan Pertanian itu, ternyata realisasinya tidak lebih dari 50 persen dari Rp 22,5 miliar yang dianggarkan Pemkab tersebut. Sehingga, terjadilah selisih yang sangat signifikan,” ungkapnya, Selasa (27/7/2021).
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dalam hal itu Pemerintah sepertinya salah dalam menentukan pelaksana program bantuan itu sebut Syauqi. Sebab, bagian perekonomian itu tidak tepat jika merealisasikan bansos. Sementara program itu, kata dia, lebih tepat di bagian dinas tekhnis.
“Menurut kami bagian perekonomian itu lebih mengarah pada administratif,” pungkasnya.
Ia menambahkan, kalau hal tersebut menambah deretan panjang dari persoalan-persoalan yang nampaknya banyak yang janggal di Pamekasan.
“Mereka pun melakukan penganggaran dengan cara tidak rasional,” ujarnya.
Maka dari itu, pihaknya berharap agar apa yang disampaikan dan dijanjikan oleh anggota DPRD Pamekasan Heru Prayitno itu akan segera dilakukan.
“Karena beliau sendiri sudah berjanji akan senantiasa mengawal dan mengawasi anggaran yang kami anggap sangat tidak rasional itu,” harapnya.