PAMEKASAN, MaduraPost – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Surabaya mengadakan workshop bertajuk liputan isu-isu sensitif yang berpotensi memicu konflik politik pada Pilkada 2024.
Acara ini berlangsung di Café Manifesco, Jalan Raya Jalmak, Pamekasan, Sabtu (28/9/2024), dengan melibatkan 20 jurnalis muda dan perwakilan aktivis Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) dari berbagai perguruan tinggi di Pamekasan.
Ketua AJI Surabaya, Andre Yuris, menjelaskan bahwa workshop ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan ulang tahun ke-26 AJI Surabaya.
“Di usia yang semakin matang ini, kami ingin meneguhkan kembali perjuangan AJI untuk kemerdekaan pers, profesionalisme, dan kesejahteraan jurnalis,” kata Andre saat membuka diskusi.
Andre menekankan pentingnya profesionalisme jurnalis dalam menghadapi tahun politik yang rentan dengan polarisasi.
Berdasarkan analisis AJI, Pemilu 2024 dipenuhi oleh polarisasi politik yang berpotensi semakin meluas pada Pilkada mendatang.
“Di beberapa daerah, seperti Aceh, polarisasi terjadi antara kelompok ulama dan eks-kombatan Gerakan Aceh Merdeka. Di Madura, potensi polarisasi ini juga perlu diwaspadai karena bisa memicu konflik di masyarakat,” jelasnya.
Menurut Andre, polarisasi politik dapat berdampak buruk pada stabilitas sosial, seperti meningkatnya demonstrasi, kerusuhan, hingga kekerasan.
“Di Aceh, ada salah satu calon yang rumahnya dibom,” ungkap Andre, mencontohkan potensi ekstrem dari polarisasi politik.
Selain itu, polarisasi politik dapat menggerus kepercayaan publik terhadap pemerintah dan penyelenggara pemilu. Serangan terhadap penyelenggara Pemilu 2024 kemarin sangat masif, bahkan cenderung mengarah pada delegitimasi hasil pemilu.
Oleh karena itu, Andre mengajak para jurnalis di Pamekasan untuk berperan aktif dalam mencegah polarisasi politik melalui pemberitaan yang mendidik dan informatif.
“Media memiliki tanggung jawab sebagai pilar demokrasi. Kita harus menciptakan ruang dialog dan komunikasi yang kondusif agar masyarakat dapat berpikir rasional dalam menghadapi perbedaan politik,” tegas Andre.
Salah satu peserta workshop, Usrotul Wafiyah, aktivis LPM Activita IAIN Madura, mengapresiasi kegiatan ini.
Menurutnya, workshop tersebut memberikan wawasan penting terkait pola Pilkada, terutama di Madura.
“Diskusi bersama AJI Surabaya membuka mata kami tentang bagaimana persepsi masyarakat dipengaruhi oleh media sosial, terutama platform seperti TikTok,” tuturnya.
Workshop ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas jurnalis dalam meliput isu-isu politik dengan bijaksana, sehingga dapat meminimalisir potensi konflik dan menjaga kedamaian jelang Pilkada 2024.***