Scroll untuk baca artikel
Daerah

Kampus Trunojoyo Madura Tunjukkan Aksi Nyata, UTM Raih Penghargaan Peduli Ekosistem Mangrove

Avatar
12
×

Kampus Trunojoyo Madura Tunjukkan Aksi Nyata, UTM Raih Penghargaan Peduli Ekosistem Mangrove

Sebarkan artikel ini
SIMBOLIS. Penghargaan diserahkan langsung oleh Gubernur Jawa Timur kepada Rektor UTM, Prof. Dr. Safi’, S.H., M.H., pada kegiatan Festival Mangrove VIII yang diselenggarakan di Pantai Martajasah, Bangkalan. (Suryadi Arfa/MaduraPost)
SIMBOLIS. Penghargaan diserahkan langsung oleh Gubernur Jawa Timur kepada Rektor UTM, Prof. Dr. Safi’, S.H., M.H., pada kegiatan Festival Mangrove VIII yang diselenggarakan di Pantai Martajasah, Bangkalan. (Suryadi Arfa/MaduraPost)

BANGKALAN, MaduraPost – Universitas Trunojoyo Madura (UTM) kembali menegaskan komitmennya sebagai kampus hijau yang peduli terhadap keberlanjutan lingkungan. Komitmen tersebut berbuah manis setelah kampus negeri satu-satunya di Madura itu menerima penghargaan dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, dalam ajang Festival Mangrove ke-8 yang digelar di pesisir Mlajah, Senin (3/11/2025).

Penghargaan diberikan atas kontribusi UTM sebagai Insan Peduli Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove serta Pengurangan Emisi Karbon.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Baca Juga :  Mudik Gratis Santri di Sumenep Masih Dibuka, 1.186 Santri Sudah Pulang Kampung

“UTM selama ini aktif dalam pelestarian lingkungan, khususnya ekosistem mangrove di wilayah Madura,” ujar Rektor UTM, Prof. Dr. Safi, usai menerima penghargaan dari Gubernur Khofifah, Senin (3/11).

Prof. Safi menegaskan bahwa menjaga kesinambungan alam adalah tanggung jawab moral dan akademik kampus. Saat ini, UTM tengah mengembangkan konsep Green Campus yang mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan aksi nyata pelestarian lingkungan.

Baca Juga :  Marak Parkir Liar di Sumenep, Dishub Kemana ?

“Saya berharap festival seperti ini tidak berhenti di seremoni, tetapi dilanjutkan dengan langkah-langkah konkret — riset, pendampingan masyarakat, dan aksi nyata di lapangan,” tegasnya.

Selain itu, Prof. Safi juga mendorong Pemerintah Kabupaten Bangkalan untuk memperluas kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan dunia industri dan lembaga energi seperti SKK Migas melalui K3S PHE WMO dan NJO, yang memiliki kepedulian terhadap konservasi pesisir.

“Dengan keterbatasan APBD, sinergi dengan berbagai pihak menjadi kunci agar upaya pelestarian lingkungan tidak hanya simbolik, tapi benar-benar berdampak bagi ekosistem laut dan masyarakat pesisir,” imbuhnya.

Baca Juga :  Hanya di Sumenep Jalan Aspal Bisa Dilipat, Lokasinya di Kecamatan Bluto?

Festival Mangrove ke-8 ini menjadi momentum penting untuk menanamkan kesadaran ekologis. Tidak hanya diisi dengan kegiatan penanaman bibit mangrove dan pelepasan biota laut, tetapi juga menjadi pengingat bahwa laut Madura adalah nadi kehidupan yang harus dijaga bersama.***