SUMENEP, MaduraPost – Di tangan H. Hairil Fajar, BPRS Bhakti Sumekar tak sekadar lembaga keuangan daerah.
Laki-laki berkacamata itu menjadikan bank syariah milik Pemerintah Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, ini sebagai laboratorium sosial-ekonomi, tempat masyarakat Madura belajar menabung, berusaha, sekaligus menata masa depan dengan lebih religius.
Sejak dipercaya sebagai Direktur Utama, Fajar menempatkan integritas dan pelayanan prima sebagai fondasi utama.
Baginya, keuangan syariah bukan sekadar instrumen bisnis, melainkan jalan dakwah yang nyata.
“Kepercayaan masyarakat adalah modal terbesar kami,” ujarnya suatu ketika, menekankan bahwa bank daerah harus hadir tidak hanya sebagai penyalur modal, melainkan juga mitra pemberdayaan, Senin (29/9).
Di bawah kepemimpinannya, BPRS Bhakti Sumekar konsisten menghadirkan produk-produk inovatif: dari pembiayaan mikro berbasis syariah hingga tabungan pendidikan yang ramah keluarga.
Ia sadar, tantangan lembaga keuangan syariah lokal bukan hanya soal angka di laporan keuangan, melainkan bagaimana mampu bersaing di tengah derasnya arus digitalisasi.
Maka, modernisasi sistem layanan menjadi prioritas, dari aplikasi perbankan hingga pelatihan sumber daya manusia yang digarap serius.
Namun Fajar juga tak menanggalkan akar tradisi. Ia kerap menekankan pentingnya kearifan lokal Madura sebagai identitas yang memperkuat posisi BPRS.
“Syariah, profesional, dan membumi,” begitu semboyan yang kerap ia ulang.
Perjalanan kariernya memperlihatkan konsistensi: menggabungkan visi bisnis dengan kepedulian sosial.
Fajar memahami, bank syariah daerah bukan hanya soal mencari laba, tetapi juga menjaga denyut ekonomi kecil agar tetap hidup.
Dengan gaya kepemimpinan tenang namun tegas, ia menjadikan Bhakti Sumekar sebagai penopang roda ekonomi masyarakat, sekaligus simbol bahwa syariah bisa tumbuh kokoh dari ujung timur Madura.***






