SUMENEP, MaduraPost – Audiensi antara Aliansi Masyarakat Sumenep (AMS) dengan DPRD Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, diwarnai ketegangan.
Dalam pertemuan yang berlangsung di lantai II kantor dewan, Selasa (2/9/2025) siang, mahasiswa meminta 16 anggota DPRD yang hadir meninggalkan ruangan.
Koordinator AMS, Ardianta Alzi Candra menegaskan, bahwa pihaknya hanya ingin berdialog langsung dengan empat pimpinan DPRD Sumenep.
“Tanpa mengurangi rasa hormat, dipersilahkan anggota yang lain keluar, yang kami butuhkan 4 pimpinan DPRD Sumenep,” kata Ardi di hadapan forum, Selasa (2/9).
Permintaan tersebut sempat ditanggapi Wakil Ketua DPRD Sumenep, Indra Wahyudi, yang menanyakan asal mahasiswa.
“Ini yang aliansi masyarakat bukan?” tanya Indra.
Pantauan di lokasi, 16 anggota DPRD yang semula hadir akhirnya meninggalkan ruang rapat. Menariknya, saat coba dimintai komentar oleh wartawan usai keluar dari forum, seluruh anggota dewan tersebut memilih memberikan keterangan.
Sementara itu, Ketua DPRD Sumenep, H. Zainal Arifin, bersama tiga wakil ketua, Indra Wahyudi, Dul Siam, dan M. Syukri, tetap bertahan menemui delapan perwakilan AMS.
Diketahui sebelumnya, AMS semula berencana menggelar aksi demonstrasi di depan kantor DPRD Sumenep.
Namun, rencana itu bergeser menjadi audiensi resmi. Pertemuan dihadiri sekitar 18 anggota dewan, termasuk pimpinan fraksi serta unsur ketua dan wakil ketua DPRD.
Dalam forum itu, Ardi menegaskan bahwa AMS membawa aspirasi rakyat terkait persoalan lokal maupun isu nasional. Ia menyoroti semakin besarnya keresahan publik akibat praktik politisasi oleh pejabat.
“Kami datang bukan untuk gaduh, tapi menyampaikan suara rakyat. Wakil rakyat seharusnya hadir menjawab persoalan, bukan menghindar,” tegasnya.***






