SUMENEP, Madurapost.id – Sudah menginjak delapan bulan wabah virus Corona tak kunjung sirna dari Kabupaten Sumenep, Madura Jawa Timur. Tercatat, hingga saat ini masih ada dua Kecamatan berstatus zona merah, diantaranya Kecamatan Kota dan Kecamatan Saronggi.
Bahkan, Kecamatan Saronggi sudah diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) saat diketahui warganya dalam satu hari ditemukan meninggal dunia akibat terpapar Covid-19.
“Dilihat dari epidemologi di Sumenep ini insyaallah akan berubah menjadi merah, paling tidak oranye. Mudah-mudahan bisa kembali ke hijau. Kita butuh gerak bersama, di Kabupaten sudah di contohkan dari tim Gugus,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep, Agus Mulyono kepada pewarta, Rabu (30/9).
Pada dasarnya, Coronavirus Disease-2019 (Covid-19) adalah nama penyakit yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2). Virus ini sudah menjadi pandemi sejak kota Wuhan China menjadi klaster pertama akhir 2019 lalu.
“Awalnya kan virus ini impor, dan sekarang terjadi transmisi lokal, bahkan sudah ditingkat keluarga,” kata Agus.
Sebab itu, hal ini menjadi bukti bahwa Covid-19 itu benar adanya. Apalagi dengan bertambahnya korban jiwa. Menurut Agus, semua orang wajib waspada dan patuhi protokol kesehatan.
“Tiga protokol kesehatan harus selalu digunakan, cuci tangan, jaga jarak, pakai masker. Kemudian tambahan yang keempat adalah untuk meningkatkan imun tubuh, dan yang kelima adalah iman,” terang dia.
Agus menguraikan, semenjak wabah Covid-19 melanda Sumenep, tercatat 26 orang meninggal dunia hingga kini. Jika dipersentase mencapai angka 6,7 persen.
“Meski terendah di Madura, tapi kita jangan enteng, yang jelas kita terus berupaya yang meninggal tidak bertambah lagi,” tuturnya.
Pihaknya mengajak, dari semua komponen telah bergerak, baik dari tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 maupun masyarakat.
Sesuai data Dinkes Sumenep, tingkat kesembuhan telah 85 persen dengan data 2 Kecamatan zona merah, 9 Kecamatan hijau, 13 Kecamatan kuning, dan 2 Kecamatan oranye.
“Ini memerlukan kedisplinan bersama dalam menerapkan protokol kesehatan. Contohnya saja adalah operasi yustisi sangat membantu menurunkan angka penyebaran Covid-19,” pungkasnya. (Mp/al/rus)






