PAMEKASAN, Madurapost.id – Aktivis kepemudaan di wilayah Pantai Utara (Pantura), Kabupaten Pamekasan, Samhaji, emoh atau tidak suka punya wakil rakyat yang kepincut sosial media (sosmed) dalam mengawal pembangunan atau mengawal suatu persoalan publik.
Seperti kasus pelayanan RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan, yang diprotes oleh anggota DPRD Pamekasan Al-Anwari lewat sosmed. Pasalnya, Al-Anwari memposting status di akun facebook-nya mencibir pelayanan rumah sakit yang dinilai cukup mengecewakan pasien.
“Ini baru dirasakan anggota dewan langsung viral di sosmed. Sementara mereka warga biasa yang juga dilayani demikian, malah memilih pasrah,” kata pemuda yang akrab disapa Haji Sam tersebut, Jumat (25/9/2020).
Menurutnya, pejabat publik seperti dewan, mestinya bersikap dingin dalam menyikapi suatu persoalan. Apalagi sampai bersandar pada sosmed. Apabila ada temuan kasus pelayanan publik, Haji Sam menyarankan agar didiskusikan dengan baik.
“Pelayanan RSUD baru ditemukan. Lalu kemarin-kemarinnya legislatif ini kemana, kok baru muncul,” ujarnya.
Sikap pernyataan serupa juga disampaikan eks Anggota DPRD Pamekasan, Mudarris. Politisi PKB ini dengan dingin memberi saran, agar pejabat publik seperti dewan jangan sampai kepincut sosmed.
Bagi dia, tempat kritik yang layak, bisa disampaikan dalam forum diskusi, dan rilis pendapat dihadapan wartawan.
“Kalau pejabat jago kritik di Sosmed, mungkin ini kurang layak. Mending temui saja pihak rumah sakit, diskusi baik-baik, dan minta saran,” kata Mudarris.
Menurutnya, anggota dewan dengan instansi pemerintah sudah jadi mitra kerja. Apalagi dengan rumah sakit. Sarannya, jika ada masalah dari sisi pelayanan, tidak usah ramai di medsos mending panggil atau datangi yang bersangkutan.
(mp/red)






