PAMEKASAN, Madurapost.id – Aktivis Rumah Demokrasi Klepean Center Masturil Kiram menyebutkan jika keberadaan BBM eceran di pelosok desa sangat membantu masyarakat, terutama masyarakat yang tergolong tidak mampu.
“Terlebih adalah BBM jenis premium. Kalau orang desa menyebutnya bensin. Ini bensin eceran bukan hanya kepentingan untuk mobil yang dengan mudah ke SPBU, sepeda motor ini mayoritas mendominasi di desa,” kata Mastur kepada MaduraPost, Kamis (25/6/2020).
Menurut Mastur, bayangkan apabila tidak ada BBM eceran, pengendara motor harus pergi ke SPBU. Sementara jarak SPBU di sejumlah wilayah di Kabupaten Pamekasan, jaraknya tidak dekat. Itu lun lokasinya hanya berada di akses pintasan kota.
“Solusinya adalah pemerintah harus permudah pendirian SPBU hingga masuk kecamatan. Kemudian pendistribusian subsidi BBM bisa lebih diperbanyak,” pintanya.
Sebelumnya, Abdus Syukur salah seorang pedagang pengecer BBM botolan merespons kabar bahwa SPBU Pakong tak melayani konsumen jeriken. Menurutnya, sikap SPBU tersebut dinilai tebang pilih. Padahal pedagang eceran dapat membantu kendaraan bermotor, utamanya yang jauh dari lokasi SPBU.
“Konsumen kita kan hanya orang yang kehabisan bahan bakar dalam perjalanan,” kata Abdus.
Abdus mengaku, kebijakan pihak SPBU dinilai berlebihan. Apalagi, sebelumnya dia bersama pengecer bensin lainnya yang melakukan pembelian, dilayani.
Dirinya juga menjelaskan dalam menjual bensin tersebut dirinya tidak menaikkan harga. “Kami tidak menaikkan harga, hanya takaran liternya saja yang kami kurangi sedikit,” akunya. (mp/red/rus)