SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Kesehatan

Masyarakat Kota Sumenep Minim Kesadaran Pakai Masker

Avatar
×

Masyarakat Kota Sumenep Minim Kesadaran Pakai Masker

Sebarkan artikel ini

SUMENEP, Madurapost.id – Intruksi presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 itu diapresiasi penuh Ketua DPRD Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

“Kami sepakat terkait Inpres yang dikeluarkan dalam rangka mengatur pengendalian penanganan pandemi covid-19, tentunya memang perlu ada pengaturan,” ungkap Hamid Ali Munir, ketua DPRD Sumenep, saat dihubungi melalui sambungan selularnya, Jumat (07/08/2020).

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Baca Juga :  Relawan Prabowo Gibran Madura Merespon Protes Pengurus LPI Darul Ulum Banyuanyar

Dia berharap, dalam pelaksanaannya tentu harus ada sosialisasi terlebih dahulu kepada masyarakat.

“Sosialisasi tidak cukup hanya di perkotaan saja,” kata dia.

Dia melihat, daerah per-kotaan Sumenep masih belum seutuhnya bersikap disiplin dalam menyikapi pandemi covid-19.

“Dengan aturan seperti ini masih banyak yang tidak disiplin. Kalau kita lihat di daerah lain itu ternyata banyak yang mengindahkan memakai masker,” katanya.

Hamid pun kembali menilai masyarakat Sumenep hanya beberapa persen saja dalam mematuhi protokol kesehatan.

Baca Juga :  Meningkat Drastis, Pasien Positif Covid-19 di Sampang Mencapai 49 Orang

“Yang aneh dan lucu, para karyawan toko, security, ini malah tidak memakai masker,” bebernya.

Menurutnya, sejak awal pemerintah telah mencoba bersikap disiplin untuk menerapkan protokol kesehatan kepada masyarakat.

“Utamanya di per-kotaan dulu, biar kesannya sampai ke masyarakat pedesaan,” ujarnya.

Hamid berpandangan, kesadaran untuk mematuhi protokol kesehatan malah lahir dari masyarakat pedesaan.

“Malahan lebih tertib yang dari Desa saat mau ke kota. Hanya 60 persen saja orang kota yang disiplin pakai masker, itu yang saya lihat,” tegasnya.

Baca Juga :  Launching Klinik Pratama Al-Miftah Oleh Prof. Dr. Ir. KH. Mohammad Nuh Dea

Berbicara sanksi dalam Inpres tersebut, pihaknya meminta agar sosialisasi pemerintah mampu diserap betul-betul oleh masyarakat.

“Tentunya kalau sudah ada penegakan itu baru bisa berbicara sanksi. Selama ini belum ada kiat yang sangat menyentuh pada masyarakat makanya sedikit sulit,” pungkasnya. (Mp/al/kk)

Baca berita lainya di Google News atau gabung grup WhatsApp sekarang juga!

Konten di bawah ini disajikan oleh advertnative. Redaksi Madura Post tidak terlibat dalam materi konten ini.