SUMENEP, MaduraPost – Warga Dusun Garubuk, Desa Legung Barat, Kecamatan Batang-batang, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, tewas mengenaskan gantung diri. Sabtu, 16 April 2022.
Meninggalnya warga Desa Legung Barat ini diungkap oleh Polsek Batang-batang dari hasil laporan masyarakat setempat, pada Kamis (14/4/2022) kemarin.
Dia (korban) inisial M (45), seorang laki-laki yang kesehariannya bertani. Hasil keterangan keluarga korban pada polisi, M meninggal dunia diduga bunuh diri.
M gantung diri menggunakan sarung di rumahnya. Hasil olah TKP, polisi menerangkan kronologi kejadian tewasnya M. Bermula pada Kamis malam sekitar 19.30 WIB.
Malam itu, anak laki-laki M yaitu inisial T (21), tengah melaksanakan salat terawih di masjid tak jauh dari rumahnya. Tidak sempat selesai beribadah T dijemput oleh inisial SA (34), yang tak lain adalah keponakan M.
Turun dari masjid, T berbincang sebentar dengan SA. T bertanya mengapa ia dipanggil, padahal salat terawih belum selesai.
Lalu, SA menyuruh T bergegas pulang. SA mengatakan, nenek T yakni inisial S (65), tengah sakit mendadak dan tidak bisa berjalan.
Mendengar penjelasan SA, T langsung memasang dua pasang sandalnya dan beranjak pulang, disusul SA dibelakangnya.
Sesampainya dirumah, T kaget bukan kepalang. Bukan melihat neneknya yang terbaring, namun sesosok tubuh besar tergelantung di dapur rumahnya.
“Anak korban ini sempat bertanya kepada neneknya, apakah perlu bantuan. Namun, neneknya malah menyuruh T melihat ke dapur karena ada suara seperti barang terjatuh,” kata Kasubbag Humas Polres Sumenep, AKP Widiarti mengungkapkan, Sabtu (16/4).
Benar saja, T melihat ayahnya dengan kondisi gantung diri menggunakan sarung yang diikatkan pada kayu di bawah atap dapur rumahnya.
Sontak membuat T spontan berteriak meminta bantuan SA untuk menurunkan ayahnya. Sayang, nyawa M alias ayah T tak tertolong.
“T dibantu SA menurunkan M dengan cara menggendong dan memotong sarung menggunakan pisau yang digunakan gantung diri dengan,” terangnya.
Selang beberapa jam, istri korban yaitu inisial MP (42), tiba di rumah. Sebelumnya, dia juga melaksanakan salat terawih. Jadi tidak tahu jika suaminya melakukan bunuh diri.
Dari insiden ini polisi ingin melakukan autopsi, namun pihak keluarga korban melarang. Polisi mengatakan, jika keluarga korban menyatakan tidak bersedia.
“Dari hasil musyawarah keluarga korban, menyatakan meninggalnya M murni bunuh diri tanpa ada unsur kesengajaan,” kata Widiarti menjelaskan.