SAMPANG, MaduraPost – Beredarnya sebuah postingan di Facebook (FB) tentang sebutan klebun (kepala desa) untuk dirinya dan diberitakan oleh beberapa media, Musderi yang merupakan tokoh masyarakat (tomas) di Desa Tobai Tengah Kecamatan Sokobanah menanggapinya dengan santai.
Menurutnya apa yang beredar selama ini dengan menyebut dirinya seorang kepala desa bukan kemauannya. Bahkan dirinya menganggap kalau dirinya masyarakat biasa.
“Saya tidak pernah mengganggap saya ini pejabat atau kepala desa,” ungkapnya kepada MaduraPost saat ditemui dikediamannya, Sabtu (14/05/2022).
Pria yang biasa disebut Pak Mus itu mengatakan, dirinya bersama Pj Desa Tobai Tengah (Yudhik) hanya ingin membantu kebutuhan masyarakat di desanya (Tobai Tengah). Musderi juga tidak mengetahui siapa yang sudah memposting di Facebook dengan menyebut dirinya seorang kepala desa.
“apa yang saya lakukan dan pemerintah desa sekarang semata-mata pengabdian untuk kebutuhan masyarakat, dan kalau ada yang menyebut saya kalebun (kepala desa saya amini saja,” imbuhnya dengan senyum khasnya.
Bahkan dirinya menegaskan, dia tidak pernah mengintervensi Pj desa Tobai Tengah dalam kebijakan apapun.
“Saya sebagai orang Tobai Tengah hanya membantu saja kebijakan yang dilakukan oleh Pj agar tepat sasaran dan tepat manfaat.
Melihat beberapa berita yang beredar, seorang aktivis asal Pantura Sampang, Sukandar angkat bicara. Menurutnya panggilan atau sebutan kalebun untuk seseorang tidak usah dipermasalahkan. Menurut Ba Kandar sapaanya, apa yang dilakukan oleh masyarakat dengan menyebut Musderi kalebun dalam postingannya bisa saja karena mereka mejadikan dia (Musderi) seorang tokoh di desanya.
“Sah -sah saja orang memanggil Musderi kalebun, saya sering kok dipanggil pak dewan. Asalkan dia tidak mengambil kewenangan dari aparatur desa,” kata Sukandar.






