Tidak Ada Tenaga Medis, Warga Sumenep Melahirkan di Atas Perahu

Avatar

- Jurnalis

Minggu, 21 Februari 2021 - 13:22 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

SUMENEP, MaduraPost – Baru-baru ini viral di media sosial salah seorang ibu yang melahirkan diatas perahu. Mirisnya, seorang ibu yang melahirkan anak dengan kondisi sehat tersebut tanpa didampingi tim medis.

Dilansir dari Terbitan.com, insiden itu terjadi pada Rabu (17/2/2021) sekitar pukul 04.00 WIB kemarin. Seorang ibu rumah tangga melahirkan bayi di atas perahu nelayan. Dia adalah Hendrayani (33), warga Pulau Bulu Manok, Dusun Manok, Desa Sonok, Kecamatan Nonggunong, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

Kronologi kejadian, berawal saat Hendrayani tengah menginjak sembilan bulan kandungan. Dia merasakan sakit perut sebab telah masuk waktu melahirkan.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dirasa tahu di Desanya kekurangan tenaga medis, akhirnya sang suami langsung membawanya ke Puskesmas Nonggunong.

“Dari Puskesmas Nonggunong, memang tidak ada bidan atau perawat yang bertugas di Dusun kami,” berikut pernyataan suami Hendrayani, yang enggan disebutkan namanya, seperti yang dikutip dari laman Terbitan.com, Minggu (21/2).

Mirisnya lagi, akses tempuh menuju Puskesmas Nonggunong yang terletak di Pulau Sapudi memakan waktu hingga satu setengah jam lamanya, dari Pulau Bulu Manok.

“Itupun harus menunggu perahu sandar dulu ke dermaga,” ucap suami Hendrayani.

Ditambah, jarak mobilisasi dari dermaga menuju Puskesmas Nonggunong yang memerlukan transportasi darat, membuat suami Hendrayani ini memilih pasrah.

Diketahui, Pulau Bulu Manok merupakan bagian dari Desa Sonok. Hanya saja, Desa tersebut terpisah oleh laut. Alhasil, akses perjalanan untuk menempuh Puskesmas Nonggunong harus menggunakan transportasi laut.

Baca Juga :  Anggaran DAK Pendidikan di Sumenep Naik Hingga Rp 54 Miliar Lebih

Khawatir terjadi apa-apa pada istrinya sebelum sampai di Puskesmas Nonggunong, akhirnya sang suami memilih untuk membantu proses lahiran (Persalinan) sang istri dengan cara seadanya alias manual.

Selang beberapa waktu, benar saja, ditengah perjalanan laut, Hendrayani berhasil melahirkan seorang bayi perempuan. Dirasa telah melahirkan di atas perahu dengan kondisi baik, suami Hendrayani kemudian memilih untuk berputar arah.

Kepada anak buah perahu, sang suami meminta untuk memutar arah alias balik pulang kerumahnya di Pulau Bulu Manok. Sehingga, perjalanan ke Puskesmas Nonggunong dibatalkan.

“Syukur, akhirnya bayi saya bawa pulang kerumah. Dan Alhamdulillah, bayi selamat serta sehat,” tuturnya riang.

Terpisah, Kepala Dusun (Kadus) Manok, Nunahsan membenarkan, adanya insiden seroang ibu melahirkan di atas perahu. Dirinya malah merasa prihatin, sebab kejadian tersebut bukan hanya kali pertama terjadi pada warganya.

“Ini sudah berkali-kali terjadi pada warga lain. Sudah banyak dari masyarakat Pulau Bulu Manok yang mau melahirkan harus dirujuk ke Puskesmas Nonggunong. Penyebabnya, karena tidak ada tenaga kesehatan di Pulau kecil kami,” sesalnya.

Bahkan, pihaknya telah sempat mengajukan ketersediaan tenaga medis ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep melalui Puskesmas Nonggunong untuk ditugaskan di Pulau Manok. Sayang, usahanya tak membuahkan hasil.

“Kami sering meminta tolong agar dikasih bidan atau tim medis yang berpengalaman. Kasihan rakyat kami, kami sudah meminta bantuan mulai dari dulu sampai sekarang masih tidak ada respon positif tentang hal ini. Kasihan rakyat kami, untuk berobat pun kami merasa kesulitan. Apalagi dengan persalinan, nyawa taruhannya,” paparnya.

Baca Juga :  HUT ke 5 Gelar Camping, Klinik Fajar Habibi Komitmen Jaga Kesolidan Manajemen

“Dengan cara apa kami harus meminta bantuan, agar diberi tenaga medis di Pulau kami. Kami siap perintah Dinkes Sumenep, yang terpenting di Dusun Kami ada tenaga medisnya,” sambungnya dengan penuh harap.

Menurut keterangan Nunahsan yang didapat dari pihak Puskesmas Nonggunong, berulang-ulang pihak Puskesmas telah melakukan pengusulan tenaga kesehatan di Pulau Bulu Manok, hasilnya pun nihil.

“Sudah sering kami ajukan, akan tetapi sampai saat ini tidak ada respon dari Dinkes Sumenep. Kita juga menunggu regulasi dari Dinkes,” ujar Nunahsan, menirukan pernyataan salah satu pihak Puskesmas yang sempat memberikan keterangan padanya.

Lain halnya dengan Camat Nonggunong, Rais Yusuf, saat dikonfirmasi Madurapost melalui sambungan selularnya mengatakan, untuk kepastian aslinya belum mengetahui dengan benar. Dia mengaku, belum ada laporan resmi dari masyarakat maupun Kepala Desa (Kades) setempat.

“Kalau terima laporan langsung dari warga atau Kadesnya dari sana, tidak pernah saya. Saya bahkan tau dari media sosial juga tentang kabar itu, bahwa ada orang yang ingin melahirkan dan dibawa ke Puskesmas. Ternyata Alhamdulillah di tengah jalan lahir, kan sangat bersyukur itu,” ungkapnya.

Sementara, ditanya soal minimnya tenaga medis di Kecamatan Nonggunong, Rais menepis. Dia menyatakan, bahwa masyarakat sering menyalahkan pemerintah soal keterlibatan tenaga medis.

Baca Juga :  Pertahankan Zona Hijau, Satgas Covid-19 NU Pragaan Sediakan Tempat Cuci Tangan di Tempat Keramaian

“Sebenarnya mereka sudah ada tenaga medis asli orang sana. Cuma masyarakat sendiri yang tidak mau, alasannya saya tidak tahu. Nah, untuk tenaga medis disana malah tidak mau ditugaskan di Desanya sendiri. Kemudian, sekarang mau menyalahkan pemerintah ? wong masyarakatnya juga begitu. Katanya sih, soalnya saya belum konfirmasi,” jelasnya.

Rais sedikit bercerita, sebenarnya, warga Pulau Bulu Manok memiliki seorang tenaga medis asli kelahiran Desa tersebut. Hanya saja, kata dia, kurangnya kepedulian antar masyarakat yang membuat tenaga kesehatan di Desanya tersebut malah tidak berfungsi.

“Kalau untuk medisnya ada. Cuma dari awal selalu minta ditugaskan di induk. Mana tingkat kesadaran masyarakat ? masyarakatnya sendiri tidak sadar, pemerintah malah yang dijadikan kambing hitam nanti,” paparnya.

Disamping itu, soal transportasi yang juga disoal lamban dalam melakukan pelayanan bagi warga yang membutuhkan, sebagai contoh kisah Hendrayani, diakui Rais, jika pemerintah tidak wajib menyediakan transportasi atas kemauan masyarakat setempat.

“Ya kan tergantung disana, pemerintah tidak wajib menyediakan. Saya juga kadangkala kalau mau ke Pulau harus mencari perahu yang besar, seadanya, kan tergantung itu. Karena kalau perahu sebenarnya banyak disana. Tergantung kesadaran masyarakat lagi,” timpalnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinkes Sumenep, Agus Mulyono masih belum tahu atas peristiwa seorang ibu yang terpaksa melakukan persalinan di atas perahu.

“Saya belum tahu itu, nanti saya cek ya,” singkatnya, saat dikonfirmasi melalui sambungan selularnya. (Mp/al/kk)

Follow WhatsApp Channel madurapost.net untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Puskesmas Giligenting Gencarkan Pemeriksaan Kesehatan Remaja Secara Berkala
Perkuat Layanan Kesehatan, Puskesmas Guluk-Guluk Tambah Tenaga Medis di Tiga Desa
RSUDMA Sumenep Gandeng TNI Perkuat Pengawasan KTR
Tingkatkan Pelayanan Publik, RSUD dr. Mohammad Zyn Sampang Gelar FKP
RSUD dr Mohammad Zyn Sampang Raih Indonesia Golden Best Awards 2025
Pentingnya Hipnoterapi: IHC Kukuhkan 51 Tokoh Sebagai Instruktur Hipnosis
Direktur Respons Kerusakan Alkes TCM RSUD Pamekasan dengan Solusi Sementara
Minta Bantuan Puskesmas, Layanan Diagnosa TBC RSUD Pamekasan Terganggu

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 14:35 WIB

Puskesmas Giligenting Gencarkan Pemeriksaan Kesehatan Remaja Secara Berkala

Sabtu, 19 April 2025 - 17:25 WIB

Perkuat Layanan Kesehatan, Puskesmas Guluk-Guluk Tambah Tenaga Medis di Tiga Desa

Sabtu, 12 April 2025 - 10:10 WIB

RSUDMA Sumenep Gandeng TNI Perkuat Pengawasan KTR

Jumat, 21 Maret 2025 - 18:49 WIB

Tingkatkan Pelayanan Publik, RSUD dr. Mohammad Zyn Sampang Gelar FKP

Jumat, 21 Maret 2025 - 18:40 WIB

RSUD dr Mohammad Zyn Sampang Raih Indonesia Golden Best Awards 2025

Berita Terbaru