SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Kesehatan

Tidak Ada Tenaga Medis, Warga Sumenep Melahirkan di Atas Perahu

Avatar
×

Tidak Ada Tenaga Medis, Warga Sumenep Melahirkan di Atas Perahu

Sebarkan artikel ini

SUMENEP, MaduraPost – Baru-baru ini viral di media sosial salah seorang ibu yang melahirkan diatas perahu. Mirisnya, seorang ibu yang melahirkan anak dengan kondisi sehat tersebut tanpa didampingi tim medis.

Dilansir dari Terbitan.com, insiden itu terjadi pada Rabu (17/2/2021) sekitar pukul 04.00 WIB kemarin. Seorang ibu rumah tangga melahirkan bayi di atas perahu nelayan. Dia adalah Hendrayani (33), warga Pulau Bulu Manok, Dusun Manok, Desa Sonok, Kecamatan Nonggunong, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Kronologi kejadian, berawal saat Hendrayani tengah menginjak sembilan bulan kandungan. Dia merasakan sakit perut sebab telah masuk waktu melahirkan.

Dirasa tahu di Desanya kekurangan tenaga medis, akhirnya sang suami langsung membawanya ke Puskesmas Nonggunong.

“Dari Puskesmas Nonggunong, memang tidak ada bidan atau perawat yang bertugas di Dusun kami,” berikut pernyataan suami Hendrayani, yang enggan disebutkan namanya, seperti yang dikutip dari laman Terbitan.com, Minggu (21/2).

Mirisnya lagi, akses tempuh menuju Puskesmas Nonggunong yang terletak di Pulau Sapudi memakan waktu hingga satu setengah jam lamanya, dari Pulau Bulu Manok.

“Itupun harus menunggu perahu sandar dulu ke dermaga,” ucap suami Hendrayani.

Ditambah, jarak mobilisasi dari dermaga menuju Puskesmas Nonggunong yang memerlukan transportasi darat, membuat suami Hendrayani ini memilih pasrah.

Diketahui, Pulau Bulu Manok merupakan bagian dari Desa Sonok. Hanya saja, Desa tersebut terpisah oleh laut. Alhasil, akses perjalanan untuk menempuh Puskesmas Nonggunong harus menggunakan transportasi laut.

Baca Juga :  Dua Staf Terpapar Covid -19, Puskesmas Batu Lenger Sampang Tutup Sementara

Khawatir terjadi apa-apa pada istrinya sebelum sampai di Puskesmas Nonggunong, akhirnya sang suami memilih untuk membantu proses lahiran (Persalinan) sang istri dengan cara seadanya alias manual.

Selang beberapa waktu, benar saja, ditengah perjalanan laut, Hendrayani berhasil melahirkan seorang bayi perempuan. Dirasa telah melahirkan di atas perahu dengan kondisi baik, suami Hendrayani kemudian memilih untuk berputar arah.

Kepada anak buah perahu, sang suami meminta untuk memutar arah alias balik pulang kerumahnya di Pulau Bulu Manok. Sehingga, perjalanan ke Puskesmas Nonggunong dibatalkan.

“Syukur, akhirnya bayi saya bawa pulang kerumah. Dan Alhamdulillah, bayi selamat serta sehat,” tuturnya riang.

Terpisah, Kepala Dusun (Kadus) Manok, Nunahsan membenarkan, adanya insiden seroang ibu melahirkan di atas perahu. Dirinya malah merasa prihatin, sebab kejadian tersebut bukan hanya kali pertama terjadi pada warganya.

“Ini sudah berkali-kali terjadi pada warga lain. Sudah banyak dari masyarakat Pulau Bulu Manok yang mau melahirkan harus dirujuk ke Puskesmas Nonggunong. Penyebabnya, karena tidak ada tenaga kesehatan di Pulau kecil kami,” sesalnya.

Bahkan, pihaknya telah sempat mengajukan ketersediaan tenaga medis ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumenep melalui Puskesmas Nonggunong untuk ditugaskan di Pulau Manok. Sayang, usahanya tak membuahkan hasil.

“Kami sering meminta tolong agar dikasih bidan atau tim medis yang berpengalaman. Kasihan rakyat kami, kami sudah meminta bantuan mulai dari dulu sampai sekarang masih tidak ada respon positif tentang hal ini. Kasihan rakyat kami, untuk berobat pun kami merasa kesulitan. Apalagi dengan persalinan, nyawa taruhannya,” paparnya.

Baca Juga :  Satreskrim Polres Bangkalan Berhasil Meringkus Pelaku Pembunuhan di Geger

“Dengan cara apa kami harus meminta bantuan, agar diberi tenaga medis di Pulau kami. Kami siap perintah Dinkes Sumenep, yang terpenting di Dusun Kami ada tenaga medisnya,” sambungnya dengan penuh harap.

Menurut keterangan Nunahsan yang didapat dari pihak Puskesmas Nonggunong, berulang-ulang pihak Puskesmas telah melakukan pengusulan tenaga kesehatan di Pulau Bulu Manok, hasilnya pun nihil.

“Sudah sering kami ajukan, akan tetapi sampai saat ini tidak ada respon dari Dinkes Sumenep. Kita juga menunggu regulasi dari Dinkes,” ujar Nunahsan, menirukan pernyataan salah satu pihak Puskesmas yang sempat memberikan keterangan padanya.

Lain halnya dengan Camat Nonggunong, Rais Yusuf, saat dikonfirmasi Madurapost melalui sambungan selularnya mengatakan, untuk kepastian aslinya belum mengetahui dengan benar. Dia mengaku, belum ada laporan resmi dari masyarakat maupun Kepala Desa (Kades) setempat.

“Kalau terima laporan langsung dari warga atau Kadesnya dari sana, tidak pernah saya. Saya bahkan tau dari media sosial juga tentang kabar itu, bahwa ada orang yang ingin melahirkan dan dibawa ke Puskesmas. Ternyata Alhamdulillah di tengah jalan lahir, kan sangat bersyukur itu,” ungkapnya.

Sementara, ditanya soal minimnya tenaga medis di Kecamatan Nonggunong, Rais menepis. Dia menyatakan, bahwa masyarakat sering menyalahkan pemerintah soal keterlibatan tenaga medis.

Baca Juga :  Bersama Alumni Banyuanyar, PSSB Gelar Khitan Gratis di Pasean Pamekasan

“Sebenarnya mereka sudah ada tenaga medis asli orang sana. Cuma masyarakat sendiri yang tidak mau, alasannya saya tidak tahu. Nah, untuk tenaga medis disana malah tidak mau ditugaskan di Desanya sendiri. Kemudian, sekarang mau menyalahkan pemerintah ? wong masyarakatnya juga begitu. Katanya sih, soalnya saya belum konfirmasi,” jelasnya.

Rais sedikit bercerita, sebenarnya, warga Pulau Bulu Manok memiliki seorang tenaga medis asli kelahiran Desa tersebut. Hanya saja, kata dia, kurangnya kepedulian antar masyarakat yang membuat tenaga kesehatan di Desanya tersebut malah tidak berfungsi.

“Kalau untuk medisnya ada. Cuma dari awal selalu minta ditugaskan di induk. Mana tingkat kesadaran masyarakat ? masyarakatnya sendiri tidak sadar, pemerintah malah yang dijadikan kambing hitam nanti,” paparnya.

Disamping itu, soal transportasi yang juga disoal lamban dalam melakukan pelayanan bagi warga yang membutuhkan, sebagai contoh kisah Hendrayani, diakui Rais, jika pemerintah tidak wajib menyediakan transportasi atas kemauan masyarakat setempat.

“Ya kan tergantung disana, pemerintah tidak wajib menyediakan. Saya juga kadangkala kalau mau ke Pulau harus mencari perahu yang besar, seadanya, kan tergantung itu. Karena kalau perahu sebenarnya banyak disana. Tergantung kesadaran masyarakat lagi,” timpalnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinkes Sumenep, Agus Mulyono masih belum tahu atas peristiwa seorang ibu yang terpaksa melakukan persalinan di atas perahu.

“Saya belum tahu itu, nanti saya cek ya,” singkatnya, saat dikonfirmasi melalui sambungan selularnya. (Mp/al/kk)

Baca berita lainnya di Google News atau langsung ke halaman Indeks

Konten di bawah ini disajikan oleh advertnative. Redaksi Madura Post tidak terlibat dalam materi konten ini.