Scroll untuk baca artikel
Headline

Sumenep Butuh Banyak Tenaga Pendidik, Begini Masalah yang Disebut Disdik

Avatar
12
×

Sumenep Butuh Banyak Tenaga Pendidik, Begini Masalah yang Disebut Disdik

Sebarkan artikel ini
UPACARA. Potret Apel pagi bersama Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo di halaman Pemkab setempat. (Istimewa for MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, saat ini sedang kekurangan tenaga pendidik atau guru tingkat SD dan SMP. Selasa, 3 Oktober 2023.

Kebutuhan tenaga pendidik ini begitu sangat urgen, mengingat masih tinggi hingga mencapai 1.412 guru.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Kekurangan 1.412 guru tersebut meliputi guru kelas kurang 778 tenaga, Pendidikan Agama Islam (PAI) 331 tenaga, dan Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) 303 tenaga.

Baca Juga :  Call Center 112 Sumenep, Layanan Aduan Inovatif dengan Fitur Unggulan

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Sumenep, Agus Dwi Saputra melalui Kepala Bidang (Kabid) Ketenagaan, Achmad Fairusi mengatakan, tingginya kekurangan guru itu disebabkan banyaknya guru berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) yang sudah purna tugas.

“ASN guru yang pensiun sudah banyak, sehingga berdampak pada jumlah tenaga pendidik berkurang. Kekurangan guru tidak hanya terjadi di Kabupaten Sumenep saja, melainkan juga daerah lain untuk guru masih di bawah kebutuhan,” kata Fairusi dalam keterangannya, Selasa (3/10).

Baca Juga :  Pertahankan Zona Hijau, Satgas Covid-19 NU Pragaan Sediakan Tempat Cuci Tangan di Tempat Keramaian

Banyaknya tenaga guru dengan status ASN yang purna tugas atau pensiun menjadi penyebabnya.

Sementara, pengangkatan tenaga didik baru oleh pemerintah pusat setiap tahunnya cukup terbatas.

”Pemerintah daerah tidak memiliki otoritas melakukan pengangkatan PNS dan PPPK untuk memenuhi kebutuhan guru, sehingga kekurangan guru di atas angka seribu,” kata dia mengungkapkan.

Pihaknya juga memastikan, untuk pelayanan pendidikan bagi siswa terutama proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berjalan sesuai ketentuan, karena masih dibantu Guru Tidak Tetap (GTT) atau honorer.

Baca Juga :  Terkait Kecelakaan Maut di Sokobanah Sampang, Polisi Sudah Tetapkan Tersangka

“Kami terus berupaya untuk pengadaan guru ASN maupun PPPK ke pemerintah pusat agar kebutuhan guru di Sumenep terpenuhi,” pungkasnya.***