SUMENEP, MaduraPost – Dugaan penyalahgunaan dana bantuan pendidikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah di UNIBA Madura kembali menjadi sorotan publik.
Kasus ini, yang sempat mencuat di tahun 2023, kini viral di media sosial dan memicu diskusi hangat di kalangan mahasiswa, orang tua, dan masyarakat luas.
Program KIP di UNIBA Madura dibagi menjadi dua skema. Skema 1 mencakup biaya pendidikan sebesar Rp 2.400.000 dan biaya hidup Rp 2.400.000 per semester, dengan total Rp 4.800.000.
Skema 2, hanya mencakup biaya pendidikan senilai Rp 2.400.000 per semester. Syarat utama pengajuan program ini hanya memerlukan dokumen Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP).
Namun, realisasi di lapangan justru menunjukkan adanya ketidaksesuaian pencairan dana, terutama pada tahap awal.
Menurut salah seorang mahasiswa yang namanya minta dirahasiakan mengungkapkan, bahwa pencairan tahap pertama tahun 2023 tidak diterima oleh sebagian besar penerima KIP. Hingga kini, tidak ada kejelasan terkait keberadaan dana tersebut.
Dugaan Penyimpangan Dana oleh Oknum
Dana KIP yang seharusnya diterima langsung oleh mahasiswa dilaporkan dipotong oleh sejumlah pihak.
Mahasiswa ini juga menerangkan, bahwa dana tahap pertama untuk penerima Skema 1 dan Skema 2 diduga digunakan oleh individu yang mengaku sebagai perekomendasi atau “joki.”
“Sebagian besar penerima KIP 2023 tidak menerima dana semester pertama. Kabarnya, dana itu diambil oleh oknum seperti kakak tingkat, ketua organisasi mahasiswa, hingga dosen,” ungkapnya pada wartawan, Kamis (9/1/2024).
Ia juga menambahkan, bahwa beberapa mahasiswa yang memiliki hubungan dekat dengan para “joki” mendapatkan dana secara penuh, namun tetap dimintai komisi.
“Ada yang diminta menyerahkan hingga Rp1 juta atau lebih dari total dana yang diterima,” ujarnya.
Informasi ini diperkuat oleh pengakuan lain yang menyebut praktik pemotongan ini melibatkan oknum mahasiswa senior, pengurus organisasi kampus, hingga dosen.
Reaksi dari Masyarakat dan Orang Tua Mahasiswa
Kasus ini sempat menimbulkan keresahan di kalangan orang tua mahasiswa, yang dilaporkan pernah mendatangi kampus untuk meminta kejelasan.
“Masalah ini dulu ramai dibahas, bahkan sampai viral di media sosial. Tapi sekarang beritanya sudah tenggelam,” kata seorang informan pada wartawan.
Menanggapi isu ini, Rektor UNIBA Madura, Rahmad Hidayat menegaskan, bahwa pihak kampus tidak terlibat dalam praktik tersebut.
“Saya, sebagai Rektor UNIBA Madura, menyatakan tidak pernah ada pemotongan KIP untuk mahasiswa UNIBA,” kata dia dalam sebuah video klarifikasi yang sempat viral di TikTok belum lama ini.
Rektor Rahmad juga mengimbau mahasiswa untuk melaporkan jika ada oknum yang meminta dana bantuan tersebut.
“Kalau ada yang meminta atau memotong dana KIP Anda, silakan laporkan kepada saya, dan saya akan meneruskannya kepada pihak berwajib,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan, mahasiswa untuk tidak menyerahkan dana bantuan kepada individu yang mengatasnamakan kampus.
“Dana itu adalah hak Anda. Jangan berikan kepada oknum yang mengatasnamakan UNIBA Madura,” tandasnya.***