Scroll untuk baca artikel
Headline

Semarak BBN 2020, Beragam Kegiatan Digelar HMP PBSI STKIP PGRI Sumenep

Avatar
3
×

Semarak BBN 2020, Beragam Kegiatan Digelar HMP PBSI STKIP PGRI Sumenep

Sebarkan artikel ini

SUMENEP, MaduraPost – Peringati Bulan Bahasa Nasional (BBN) Oktober 2020, Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (HMP PBSI) STKIP PGRI Sumenep, Madura, Jawa Timur, gelar beragam kegiatan mulai dari bermacam lomba hingga seminar kebangsaan.

Pembukaan BNN tersebut dibuka oleh civitas akademika kampus, dalam hal ini Wakil Ketua III Bidang Kemahasiswaan, Moh. Fauzi di Kedai Adien, Kecamatan Batuan, Rabu (28/10/2020) Kemaren.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Dalam kegiatan lomba, diantaranya cipta puisi, baca puisi, mendongeng dan design cover buku yang dilaksanakan secara online para peserta antusias mengikuti. BNN tahun ini bertemakan ‘Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa : Indonesia’.

Baca Juga :  Diduga Selingkuh Dengan Istri TNI,Bripka Imam Sutrisno Terkapar Karena Ditusuk Oleh Pisau Komando

HMP PBSI juga menggelar bedah buku, yakni hasil dari karya mahasiswa STKIP PGRI Sumenep itu sendiri. Ketua Umum (Ketum) HMP PBSI, Jumrotul Hajjah mengatakan bahwa menyemarakkan BNN tahun ini dengan bedah buku mahasiswa adalah kebanggaan tersendiri.

Buku mahasiswa yang dibedah berjudul ‘Titik Hitam di Pundak Mahasiswa’, kata Jum sapaan karib Jumrotul Hajjah, adalah sebagai bentuk apresiasi terhadap mahasiswa PBSI yang masih produktif dalam hal kepenulisan.

Baca Juga :  Bantuan TJSL BRI Peduli, Bupati Sumenep Renovasi Gedung SDN Dungkek I

“Selain kita ingin membedah buku kami juga ingin memberikan apresiasi dan memperkenalkan penulis kepada senior, dosen dan juga mahasiswa STKIP PGRI Sumenep, bahwa PBSI masih punya mahasiswa yang produktif dan berprestasi terutama dibidang literasi,” tutur Jum, Minggu (01/11/2020).

Sementara itu, Moh Busri selaku penulis buku mengatakan bahwa mahasiswa memiliki tanggung jawab besar untuk mengatasi polemik yang terjadi di kampus ataupun masyarakat secara luas, tanpa harus merasa takut selama memperjuangkan kebenaran.

Baca Juga :  Wisata Pantai Jumiang Ditutup Sampai Batas Waktu Tidak Ditentukan

“Selagi itu benar, hantam duluan, resiko belakangan. Karena mahasiswa memang harus menjadi kontrol sosial di kampus ataupun diluar,” kata dia.

Untuk diketahui, ratusan peserta dari kelas lokal, regional, hingga nasional ikut mendaftar dalam lomba yang telah disediakan oleh panitia BNN. (Mp/al/kk)