SUMENEP, MaduraPost – Bantuan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun ini diterima langsung oleh Rumah Sakit Umum Daerah dr. H. Moh. Anwar (RSUDMA) Sumenep, Madura, Jawa Timur, sebesar Rp 2,4 miliar. Sabtu, 22 Oktober 2022.
Di mana, bantuan DBHCHT tahun 2022 tersebut digunakan untuk membeli beberapa alat medis demi mengoptimalkan pelayanan bagi pasien yang lebih baik dan berkualitas.
Kasi Humas RSUDMA Sumenep, Arman Endika Putra mengungkapkan, jika alat medis tersebut salah satunya merupakan Hemodynamic. Alat medis ini akan difungsikan di ruang ICU rumah sakit setempat untuk memonitor kondisi pasien.
“Fungsinya lebih detail dari Pasien Monitor, terutama berkenaan dengan indikator indikator vital yang ada di ICU,” kata Arman pada sejumlah media, Sabtu (22/10).
Di samping itu, RSUDMA Sumenep juga akan membeli Mobile X-Ray. Di mana, adanya Mobile X-Ray akan mempermudah pasien ke tempat tidurnya atau menopang pelayanan Radiografi terutama yang ada di UGD. Dalam artian, tidak usah disorong lagi.
“Jadi akan di foto di tempat, sehingga pasien tidak perlu kemana-mana. Cukup di UGD. Tentunya ini akan mempersingkat respon time kami,” kata Arman.
Berikutnya ada alat Pengukur Sanitasi. Nantinya, rumah sakit plat merah tersebut akan memiliki Luxmeter, yang tak lain adalah alat untuk mengukur pencahayaan.
Selain Luxmeter atau alat sanitasi yang ada juga alat medis berupa pengukur indikator air dan makanan.
“Nantinya pemantauan rutin kondisi lingkungan di rumah sakit akan dilaksanakan secara internal, yang sebelumnya dilaksanakan oleh pihak eksternal. Baik itu air limbah, termasuk air bersih,” tuturnya.
Tidak hanya itu, ada juga Suction Mobile. Meskipun ruang KO (Kamar Operasi) RSUDMA sudah terbilang bagus karena terdapat suction terpusat, Arman menegaskan, bahwa akan mensupport dengan Suction Mobile yang lebih fleksibel.
“Kalau ada yang namanya tumpahan cairan, apapun namanya cairan dari tubuh, itu dilokalisir dengan mesin suction,” terang Arman.
Selanjutnya, ada alat medis Fetal Doppler. Sebuah alat medis yang akan digunakan bagi ibu hamil untuk mengetahui kondisi kesehatan dari bayinya.
“Kita juga membeli peralatan bedah, semacam gunting dan lain sebagainya untuk mendukung proses pelaksanaan pelayanan di ruang operasi,” jelas Arman.
Hanya saja, untuk melengkapi kinerja Mobile X-Ray, perlu pula membeli printer. Alat tersebut akan ditempatkan di UGD, sehingga untuk print hasilnya tidak harus ke ruang Radiologi.
“Kita juga beli beberapa perangkat untuk anestesi yang bisa digunakan secara mandiri oleh pasien. Perangkat ini terbilang baru di RSUD untuk pasien dengan kebutuhan anestesi,” tandasnya.***