Scroll untuk baca artikel
Berita

Santri Sumenep Didorong Jadi Wirausahawan Mandiri

Avatar
8
×

Santri Sumenep Didorong Jadi Wirausahawan Mandiri

Sebarkan artikel ini
SIMBOLIS. Potret Wabup Sumenep, Imam Hasyim, saat membuka kegiatan pelatihan di Pondok Pesantren At-Taufiqiyah, Kecamatan Bluto, Jumat (23/05/2025) lalu. (Istimewa for MaduraPost)
SIMBOLIS. Potret Wabup Sumenep, Imam Hasyim, saat membuka kegiatan pelatihan di Pondok Pesantren At-Taufiqiyah, Kecamatan Bluto, Jumat (23/05/2025) lalu. (Istimewa for MaduraPost)

SUMENEP, MaduraPost – Untuk membekali para santri dengan keterampilan dan wawasan di bidang usaha, ratusan peserta dari sejumlah pesantren di Sumenep mengikuti program pelatihan kewirausahaan yang digelar pada tahun anggaran 2025.

Program ini merupakan salah satu agenda unggulan yang digagas oleh Bupati dan Wakil Bupati Sumenep. Tujuannya tak lain adalah mendorong peningkatan indeks pembangunan pemuda melalui pendekatan pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Wakil Bupati (Wabup) Sumenep, Imam Hasyim menjelaskan, bahwa pelatihan kewirausahaan santri ini dimaksudkan untuk mencetak generasi muda dari kalangan santri dan alumni yang mampu mengelola potensi lokal di lingkungan pesantren maupun desa tempat tinggal mereka.

“Lewat program ini, kami ingin membangun semangat kreatif dan jiwa entrepreneurship di kalangan santri dan pemuda, agar mereka siap menangkap peluang dalam ekonomi digital global,” ujar Wabup Imam, Minggu (1/6).

Baca Juga :  Disperkimhub Sumenep Lakukan Pengecekan Lapangan Bersama Tim Terpadu Program PPTKH

.

Ia menambahkan bahwa kegiatan ini diharapkan menjadi media jejaring antar santri dan alumni yang telah atau sedang mengembangkan unit usaha, baik secara mandiri maupun kolektif. Menurutnya, program tersebut merupakan langkah strategis untuk memperkuat ketahanan ekonomi berbasis pesantren, serta mendorong lahirnya pelaku usaha mandiri yang kompetitif di era digital.

“Kami tidak ingin para santri hanya berkutat pada ilmu keagamaan, tetapi juga memiliki orientasi kewirausahaan, agar kelak mampu membuka usaha sendiri bahkan menciptakan lapangan kerja bagi orang lain,” tegasnya.

Baca Juga :  Inilah Respon Positif Para Guru Dalam Sosialisasi Peningkatan Kompetensi yang Digelar Disdik Sumenep

Dalam pelatihan tersebut, para santri dibekali berbagai keterampilan praktis seperti membuat kripik singkong, ecoprint dan menjahit, mengolah air kelapa menjadi VCO (Virgin Coconut Oil), serta mengelola usaha angkringan berikut strategi pemasarannya. Kegiatan ini tersebar di beberapa pesantren yang menjadi mitra pelaksanaan program.

Dengan pelatihan ini, pondok pesantren didorong untuk lebih mengoptimalkan potensi sumber daya manusia yang mereka miliki. Santri dan pengelola lembaga didorong berinovasi dan melakukan pengembangan produk unggulan melalui manajemen dan produksi yang lebih profesional.

“Intinya, semua program yang dijalankan pemerintah bermuara pada satu hal: peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks ini, kami ingin mencetak pemuda yang mampu mandiri secara ekonomi melalui dunia usaha,” tutur Wakil Bupati.

Baca Juga :  Mulanya Mau Berobat, Warga Sumenep Malah Dicabuli Dukun Pijat

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudporapar) Kabupaten Sumenep, Mohammad Iksan, merinci jumlah peserta dalam setiap jenis pelatihan. Menurutnya, pelatihan kripik singkong diikuti oleh 30 orang, pelatihan ecoprint dan menjahit sebanyak 15 orang, pelatihan pengolahan VCO sebanyak 25 orang, serta pelatihan angkringan dan pemasaran yang diikuti oleh 30 peserta.

“Peserta terdiri dari santri aktif, alumni, serta tenaga yang selama ini berkiprah di lingkungan pondok pesantren. Semua diarahkan untuk menjadi wirausahawan yang mandiri dan memiliki daya saing tinggi,” tandasnya.***