BANGKALAN, MaduraPost – Penggunaan handphone secara berlebihan di kalangan anak-anak semakin mengkhawatirkan karena berdampak pada konsentrasi, pola tidur, dan aktivitas fisik mereka.
Menanggapi hal ini, Tim Pengabdian kepada Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) Kampak Kelompok 65 Gelombang 7 dari Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Malang mengadakan sosialisasi dan edukasi di SD Desa Kampak, Kecamatan Geger, Kabupaten Bangkalan.
Kegiatan yang berlangsung pada Senin, 5 Agustus 2024 ini, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran siswa dan orang tua terkait pentingnya pengaturan waktu antara bermain handphone dan belajar.
Ketua Koordinator PMM Kampak 65, Farid Ahmad Ashari Putra, menjelaskan bahwa inisiatif ini muncul setelah menerima banyak laporan dari orang tua siswa mengenai penggunaan handphone yang berlebihan.
“Banyak anak yang bermain handphone tanpa mengenal waktu, bahkan sampai mengabaikan pembelajaran di sekolah. Kami berkomitmen untuk memberikan edukasi agar anak-anak dapat memanfaatkan teknologi dengan bijak tanpa mengorbankan masa depan mereka,” kata Farid.
Sri Kumala Ningrum, salah satu orang tua siswa, mengaku lalai dalam mengawasi penggunaan handphone anaknya.
“Anak saya kesulitan mengatur waktu antara belajar dan bermain handphone. Ini menjadi perhatian besar bagi kami sebagai orang tua karena dapat berdampak negatif pada masa depan mereka,” tuturnya.
Selama sosialisasi, Tim PMM Kampak memberikan panduan praktis kepada siswa tentang cara mengatur waktu penggunaan handphone dan pentingnya menjaga keseimbangan antara bermain dan belajar.
Kepala Desa Kampak, Jupri, turut mengapresiasi langkah yang diambil oleh Tim PMM Kampak.
“Saya sangat berterima kasih kepada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang yang telah berhasil mengedukasi anak-anak di desa kami. Setelah sosialisasi ini, banyak anak yang mulai bermain di luar bersama teman-temannya,” ungkap Jupri.
Diharapkan, sosialisasi ini mampu meningkatkan kesadaran siswa dan orang tua agar penggunaan handphone bisa lebih bijak dan seimbang.
Dengan demikian, dampak negatif yang ditimbulkan dapat diminimalisir, dan kesehatan serta keterampilan siswa dapat terjaga.***