SUMENEP, MaduraPost – Dalam upaya menekan angka kemiskinan dan meningkatkan akses pelayanan kesehatan, Dinkes P2KB Sumenep, Madura, Jawa Timur, meluncurkan Program Integrasi Layanan Primer (ILP).
Program ini bertujuan untuk memperkuat fungsi puskesmas sebagai pusat pelayanan kesehatan yang lebih berorientasi pada upaya promotif dan preventif.
Kepala Dinas Kesehatan P2KB Sumenep, drg. Ellya Fardasah menjelaskan, bahwa ILP akan memperkuat peran puskesmas dalam menangani berbagai permasalahan kesehatan di wilayah kerjanya.
“Melalui program ini, puskesmas semakin aktif dalam melakukan pemantauan kesehatan hingga tingkat desa dan RT/RW. Petugas kesehatan, termasuk kader dan posyandu, akan lebih maksimal dalam menjalankan tugasnya,” ujar Ellya, Jumat (7/3/2025).
Lebih lanjut, Ellya menegaskan, bahwa seluruh layanan kesehatan dalam ILP tidak dipungut biaya, cukup dengan menunjukkan KTP.
“Masyarakat kini tidak perlu selalu datang ke puskesmas induk untuk berobat. Pemeriksaan kesehatan sudah bisa diakses di tingkat dusun dengan tenaga kesehatan profesional. Yang lebih penting, layanan ini bisa dimanfaatkan oleh peserta BPJS maupun masyarakat umum hanya dengan KTP,” jelasnya.
Selain itu, Ellya menaruh harapan besar terhadap ILP dalam mengatasi masalah stunting.
“Kami menargetkan zero stunting pada tahun 2025 dengan adanya program ini,” tambahnya.
Menurutnya, peningkatan kualitas layanan kesehatan melalui ILP akan berdampak langsung pada penurunan angka kemiskinan di Kota Keris.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat untuk tidak ragu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia, baik di puskesmas, posyandu, maupun ILP, karena semuanya gratis.
Ellya juga menekankan, bahwa ILP bukan sekadar menghadirkan layanan kesehatan di Puskesmas, tetapi juga memastikan tenaga medis proaktif mendatangi rumah warga untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar.
“Jadi, bukan hanya masyarakat yang datang berobat ke puskesmas, tetapi tenaga kesehatan juga turun langsung ke rumah-rumah,” ungkapnya.
Untuk mengoptimalkan pelaksanaan ILP, Ellya mengatakan, bahwa program ini memerlukan dukungan dari berbagai sektor, termasuk pemerintah desa dan masyarakat di tingkat dusun dan kelurahan.
“Keberhasilan ILP tidak hanya bergantung pada sektor kesehatan. Dukungan dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah desa sangat penting agar implementasi program ini berjalan efektif,” tukasnya.***