Scroll untuk baca artikel
Seni dan Budaya

Peristiwa Birokrasi Sulit Terjadi, Cak Noer dan Fadhilah Ukir Sejarah Menarik di Sampang

Avatar
18
×

Peristiwa Birokrasi Sulit Terjadi, Cak Noer dan Fadhilah Ukir Sejarah Menarik di Sampang

Sebarkan artikel ini
Potret Makam Rato Ebuh, sebagai situs sejarah yang menjadi sebuah kompleks pemakaman kuno para raja-raja di Kabupaten Sampang. (desakami/ist)

PAMEKASAN, MaduraPost – Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, selalu menarik untuk dibahas. Salah satunya tentang fenomena sosial dan beberapa peristiwa birokrasi.

Bahkan kejadian ini bisa menjadi peristiwa langka dan unik yang jarang dialami oleh daerah lain. Meski terkadang Sampang selalu dipandang terbelakang. Namun siapa sangka di balik sosok Cak Noer dan Fadhilah, Sampang bisa fenomenal.

SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Lantas bagaimana keunikan Sampang bisa mengemuka, MaduraPost merangkum inilah 5 fakta menarik Sampang, salah satunya tentang peristiwa sosial dan birokrasi yang bersejarah. Masing-masing adalah:

1. Putra Daerah Jadi Gubernur

Jika belajar sejarah pemerintahan, mengingat Sampang tentu akan ingat mantan Gubernur Jawa Timur periode 1967-1976, Raden Panji Muhammad Noer atau yang dikenal Muhammad Noer atau Cak Noer.

Perjuangannya sebagai Gubernur, Cak Noer ternyata adalah sosok penggagas Jembatan Suramadu. Gubernur Jatim ketujuh ini mengidamkan jembatan penghubung Pulau Madura dan Surabaya sejak ia menjadi Wakil Bupati Bangkalan pada 1950.

Dilansir dari laman Tempo, Jumat, 16 April 2010, saat jembatan impiannya selesai, ia mengaku bangga.

Selama menjabat sebagai Gubernur Jatim, Cak Noer sangat populer di hati rakyat, khususnya warga Madura. Sebab pria kelahiran Sampang, 13 Januari 1918 ini sering melakukan kunjungan ke desa-desa.

Baca Juga :  Gerilya Malam Nisfu Sya’ban, Jajan dan Rekaman Ulang Memori

Cak Noer sadar mayoritas bahwa warga desa kebanyakan adalah buta huruf dan petani miskin. Dengan begitu, ia bisa benar-benar memetakan solusi untuk membantu rakyat kecil hidup sejahtera.

2. Tokoh Birokrasi Tiga Kali Jadi Bupati

Di Kabupaten Sampang ada fenomena birokrasi salah seorang pejabat bisa tiga kali dilantik jadi bupati. Pejabat tersebut adalah Fadhilah Budiono.

Fadhilah bisa dinilai mencetak rekor pelantikan kepala daerah di Indonesia. Sebab jika aturan mencatat seorang kepala daerah hanya bisa menjabat dan dilantik dua kali periode, tapi Fadhilah dilantik hingga tiga kali.

Karier birokrasinya begini, Fadhilah pernah menjabat Bupati Sampang dua periode yakni pada 1995 hingga 2001, dilanjutkan pada 2001 hingga 2006.

Sementara jabatan ketiga Fadhilah sebagai Bupati hanya berjalan 8 bulan. Sebab ia sebelumnya menjabat Wakil Bupati mendampingi Fanan Hasib.

Akan tetapi belum purnatugas, Bupati Fanan meninggal dunia. Sehingga Fadhilah memegang tampuk kekuasaannya lagi sebagai Bupati.

3. Usir Warga Berpaham Syiah

Pada 2012 lalu, sekelompok warga yang berpaham Syiah di wilayah Kecamatan Karang Penang, menjadi sasaran kekerasan kelompok intoleran, hingga pada akhirnya mereka tak punya kampung halaman.

Baca Juga :  Meriahnya Budaya Petik Laut di Pantai Lon Malang Sampang

Akibatnya rumah mereka dirusak dan dibakar hingga mengakibatkan seorang penganut Syiah meninggal, dan tujuh lainnya mengalami luka berat.

Tidak hanya itu, Pemimpin Syiah Tajul Muluk, justru mendapatkan tuduhan dan kecaman sebagai kelompok penistaan agama. Ia pun lalu dipenjara selama empat tahun.

Setelah bebas, Tajul dan pengikutnya yang sudah tidak punya kampung halaman harus mengungsi ke Sidoarjo selama bertahun-tahun.

Lalu Tajul dan pengikutnya memutuskan untuk berikrar meninggalkan paham Syiah dengan beralih menjadi penganut paham Sunni pada 2020.

Keputusan ini dilakukan dengan penuh pertimbangan, di antaranya untuk kembali ke kampung halaman serta mengikuti paham yang sesuai kultur masyarakat sosial.

4. Pilkada Digelar Ulang

Keunikan sampang yang tak pernah dimiliki daerah lain di Madura bahkan di Indonesia adalah ‘Pemungutan Ulang Pilkada 2018’.

Sengketa pilkada ini terjadi setelah diputus resmi oleh Mahkamah Konstitusi (MK) dengan nomor putusan 38/PHP.BUP-XVI/2018 pasca ada gugatan dari salah satu pasangan calon.

Pilkada 2018 Sampang kala itu diikuti tiga pasangan calon, nomor urut 1 Slamet Junaidi-Abdulllah Hidayat, nomor 2 Hermanto-Suparto dan nomor urut 3 H. Hisan-Abdullah Mansur.

Baca Juga :  Kegiatan Orkes Dangdut di Pamekasan Dapat Intimidasi, Pelaku Seni Mati Suri, Polisi ?

Sementara perselisihan hasil Pilkada tersebut diajukan pasangan calon nomor urut 2, Hermanto Subaidi dan Suparto.

Alhasil MK dalam pemeriksaan menyatakan adanya ketidakwajaran dalam penentuan jumlah DPT yang dijadikan dasar untuk pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sampang Tahun 2018.

5. Kebal Serangan Covid

Tidak banyak tahu jika Kabupaten Sampang jadi satu-satunya daerah di Jawa Timur yang bertahan dari serangan pandemi covid, meski pada akhirnya ikut tertular.

Namun hal menarik kala itu, Sampang tak punya peta sebaran covid. Pemprov pun mengagumi dengan langkah dan kinerja pemerintah daerah terutama dalam mengedukasi masyarakat.

Aparatur pemerintah dari berbagai elemen lapisan, memang menunjukkan sikap serius untuk menumbangkan covid. Sehingga segala aktivitas masyarakat begitu dijaga ketat untuk mengikuti protokol kesehatan.

Bahkan tak jarang kala itu, Pemprov sering memuji dan menyanjung Pemkab Sampang karena bertahan dari serangan virus tersebut.

Demikian rangkuman fakta unik tentang Kabupaten Sampang. Semoga bisa jadi dasar pengetahuan untuk mengetahui suatu keunikan daerah.***